Kamis, 04 Juni 2009

MANFAAT EKONOMIS BERHENTI MEROKOK


Sebagian besar dari Kita, pasti ada yang perokok. Ada yang perokok berat, ada pula perokok ringan. Saya rasa Kita sudah pernah mendengar bahwa merokok itu berbahaya bagi kesehatan. Dan haltersebut malah ditulis jelas di bungkus rokok yang Kita beli, dan pemerintah sendiri secara tidak langsung berusaha untuk mengurangi orang untuk tidak merokok, dengan cara menerbitkan perda larangan merokok ditempat umum, menaikkan cukai setiap tahun dll. Tapi mungkin Kita tidak pernah menghiraukan, karena bagi sebagian orang rokok boleh jadi merupakan bagian kenikmatan hidup. Banyak orang yang merasa belum bisa berpikir kalau belum merokok, atau belum nikmat kalau habis makan tidak merokok dll. Malah ada yang tidak bisa bekerja kalau belum merokok. Kalau tidak, kepala bisa pusing, begitu alasan mereka.
sebenarnya artikel kali ini tidak membahas bagaimnana berhenti merokok atau melarang untuk merokok tapi hanya memerikan gambaran apa manfaat ekonomis yang akan Kita dapatkan bila Kita berhenti merokok. Jadi Tenang saja, saya bukan anggota dari organisasi kesehatan yang selalu menggembar-gemborkan ruginya merokok bagi kesehatan. Saya hanya ingin menunjukkan apa manfaat ekonomis bila Kita berhenti merokok, walaupun nanti saya sedikit ada pesan kesehatan.

DITABUNG LEBIH MENGUNTUNGKAN
Misalkan saja Kita menghabiskan Rp 4.000,- sehari untuk membeli sebungkus rokok kretek filter lokal. Ini berarti, dalam sebulan Kita membelanjakan Rp 120 ribu untuk rokok, sehingga dalam setahun, pengeluaran Kita untuk rokok mencapai Rp 1.440.000.
Sekarang kita hitung, berapa jumlah uang yang Kita keluarkan selama hidup Kita bila terus merokok. Kalau pada saat ini berumur 30, maka bila Kita terus merokok sampai umur 50, Kita berarti menghisap rokok secara terus menerus selama 20 tahun. Bila dihitung, pengeluaran Kita untuk rokok adalah: Rp 1.440.000 x 20 tahun = Rp 28.800.000
Itu pun dengan asumsi bahwa harga rokok selalu konstan dan tidak pernah naik. Tentunya hal itu tidak mungkin terjadi. Harga rokok pasti naik setiap tahun. Kalau setiap tahun harga rokok naik sebesar 10 persen saja, maka dalam 20 tahun, bila dihitung-
hitung, jumlah uang yang Kita belanjakan untuk rokok bisa mencapai lebih dari Rp 86 juta!
Sekarang, apa yang terjadi bila Kita berhenti merokok dan menabungkan saja uang jatah rokok tersebut? Kalau misalnya Kita menginvestasikan Rp 120 ribu per bulan tadi ke tabungan di bank yang memberikan bunga 10 persen per tahun, maka setelah 20 tahun (240 bulan), saldo tabungan Kita akan lebih dari Rp 90 juta!
Itu dengan asumsi suku bunga 10 persen. Kalau uang itu Anda in-vestasikan pada produk investasi yang memberikan 15 persen per tahun, maka saldo Anda akan menjadi lebih dari Rp 160 juta lebih. Pada saat ini, sudah ada, kok, beberapa produk investasi yang bisa memberikan hasil sekitar 15 persen per tahun.
Perhitungan di atas dilakukan dengan asumsi bahwa Anda menabungkan jumlah uang yang sama setiap bulan selama 20 tahun itu. Tapi dengan harga rokok yang terus naik, Anda tentunya tidak akan menabungkan jumlah uang yang sama dari tahun ke tahun bukan?. Dan coba kalau hasil uang tidak merokok itu tidak ditabung tapi Kita belikan kambing/sapi dan Kita ternakkan hasilnya juga akan lebih luar biasa, berapa jumlah kambing/sapi yang terus beranak pinak, mungkin jika Kita hitung Kita sudah punya peternakan kambing/sapi yang besar. Jadi kalau dipikir kalau Kita terus merokok selama bertahun-tahun sebenarnya kita membayangkan telah membakar peternakan kambing/sapi(bayangkan anda menjadi juragan kambing he..he). Dan mungkin yang lebih baik lagi kalau uang jatah merokok tadi kita belikan buku-buku untuk memeri makan otak Kita dan Kita tabung untuk asuransi pendidikan anak Kita hasilnya juga akan menjadi luar biasa!!!, coba Kita pikir kadang Saya melihat beberapa orang tua yang merokok mengeluhkan naiknya biaya pendidikan anak yang mungkin cuma ratusan ribu, tapi tidak pernah berpikir berapa uang yang dibuang untuk beli rokok tanpa mengeluh.......
Bayangkan jumlah yang Kita tabungkan apapun bentuknya yang tentunya akan terus naik setiap tahunnya. Bayangkan berapa saldo uang yang Kita miliki nanti, yang mungkin bisa Kita wariskan ke anak cucu Kita.

RUGI BIAYA KESEHATAN
Tidak hanya itu. Bila Kita merokok, selain Kita kehilangan uang, Kita juga harus membayar biaya kesehatan yang cukup besar. Ini karena rokok bisa menyebabkan Kita terkena penyakit radang paru-paru, yang biasanya baru akan terasa ketika Kita berumur sekitar 50 - 60 tahun di mana daya tahan Kita sudah jauh lebih rendah dibanding ketika Kita masih berumur 30-an.
Penyakit paru-paru ini tergolong kritis, di mana uang untuk bisa membiayai penyakit kritis biasanya mahal sekali. Jumlahnya bisa belasan bahkan puluhan juta rupiah.
Belum lagi kalau Kita dirawat inap. Pada saat ini, ongkos menginap di RS adalah sekitar Rp 200 ribu per hari. Bila Kita dirawat inap selama 10 hari saja, Kita sudah akan menghabiskan sekitar Rp 2 juta hanya untuk membayar RS. Bila radang paru-paru Kita cukup kronis, Kita akan dirawat dalam waktu yang mungkin sangat lama di RS, sehingga biaya yang harus Kita bayar untuk RS bisa menjadi sangat besar, dan mungkin ada beberapa penyakit yang lain karena merokok(tidak saya bahas karena bukan ahlinya ha...ha)
Merokok memang nikmat, temans. Tapi akibatnya Kita seperti membakar uang setiap hari dan membunuh diri Kita pelan-pelan. Ketika Kita tua dan daya tahan tubuh Kita sudah akan menurun, penyakit biasanya sudah pasti akan muncul, sehingga makin banyak uang yang harus Kita keluarkan lagi nantinya.
Bila memang demikian, Kenapa Kita tidak memutuskan untuk berhenti merokok, dan menginvestasikan saja uang tersebut secara rutin? Ketika anak Kita besar, Kita mungkin bisa mewariskan saja uang itu kepadanya. Selain itu, hidup tanpa rokok akan membuat umur Kita lebih panjang, dibanding bila Kita merokok, yang biasanya akan "mengurangi" umur. Seperti kata orang: "Untuk tiap batang rokok yang diisap, umur manusia berkurang sebanyak satu hari." Itu berarti, makin sedikit pula waktu "sehat" yang bisa Kita gunakan bersama keluarga Anda.
Terkadang untuk mengambil keputusan yang menguntungkan, ada pengorbanan yang harus Kita lakukan. Dalam hal ini, yang Kita korbankan mungkin adalah kenikmatan merokok. Tapi apa yang akan Kita dapatkan ketika berhenti merokok adalah tubuh yang lebih sehat, dan uang yang lebih banyak. Terserah, semua pilihan ada pada Diri Kita sendiri, bukan dari orang lain, jadi berhenti atau tidak untuk merokok adalah kesadaran dari Kita sendiri, Saya hanya membbantu lewat tulisan saja dari sisi ekonomis, Jadi menurut Saya pribadi tidak merokok jauh lebih bermanfaat daripada merokok.
Sekarang, tingal anda yang memutuskan untuk berhenti merokok atau tidak.
Terima kasih, tetap semangat!!!!!

Tidak ada komentar: