Kamis, 25 Juni 2009

TIPE TIPE PELANGGAN



Seorang sales harus tahu tipe pelanggan yang akan dihapinya, sehingga akan mempermudah teknik pendekatan yang akan dilakukannya berdasarkan tipe tipe pelanggan tersebut, ada beberpa tipe pelanggan berdasarkan beberapa ahli yang dapat dijadikan referensi;

NLP (Neuro-Linguistic Programming):
NLP (Neuro-Linguistic Programming) diprakarsai oleh seorang computer programming yang bernama Dr. Richard Bandler dan seorang profesor linguistik yang bernama Dr. John Grinder. Mereka berdua mempelajari keahlian sejumlah pakar dan terapis yang teramat sukses dibidangnya. Metode yang dipergunakan untuk mempelajari keahlian ini disebut sebagai modelling (ilmu memodel). Setelah bertahun-tahun memodel, mereka berdua berhasil mengembangkan seperangkat teknik mental yang sangat berguna dalam dunia terapi. Dalam perkembangannya, NLP dipopulerkan oleh Anthony Robbins hingga meluas di USA dan seluruh dunia. Salah satu teori yang dikembangkan oleh NLP adalah penggolongan tipe manusia, NLP menggolongkan tipe manusia menjadi 3 golongan, yaitu:

Visual
Orang-orang yang bertipe visual adalah orang-orang yang menyukai dari apa yang tampak oleh indera penglihatan. Orang yang bertipe visual ini tampak menonjol bila dilihat dari penampilan mereka, mereka biasanya berpakaian rapi dan necis. Dalam berbicara mereka akan menggunakan kata-kata yang menonjolkan indera penglihatan. Misalnya: “Ketika dia melihat masa depannya, tidak jelas”, “Saya tidak dapat melihat kata-katanya dalam pikiran saya”, “Bapak pasti dapat melihat berbagai kemudahan maupun kualitasnya”. Bila ingin menjual produk pada pelanggan yang bertipe visual maka dalam presentasi pergunakanlah gambar-gambar dan warna-warna yang menarik.


Auditory
Orang-orang yang bertipe auditory adalah orang-orang yang menyukai sesuatu dari apa yang mereka dengar. Waktu belajar mereka membaca buku yang dibacanya dengan keras agar dapat lebih mudah untuk memahami apa yang mereka pelajari. Dalam berbicara mereka biasanya akan menggunakan kata-kata yang menonjolkan indera pendengaran. Misalnya: “Dia tidak bisa mendengarkan masa depannya”, “Saya tidak dapat mendengar kata-katanya dengan baik”, “Sudah banyak yang mengatakan bahwa produk kami memberikan kepuasan dalam memakainya”. Gunakan musik atau sesuatu yang menonjolkan suara-suara yang merdu dalam presentasi pada pelanggan yang bertipe ini, tekankan katan-kata yang ingin ditonjolkan.


Kinesthetic
Orang-orang yang bertipe kinesthetic adalah orang-orang yang menyukai sesuatu dari apa yang dirasakan. Dalam berbicara biasanya mereka akan mengucapkan kata-kata seperti berikut: “Dia tidak bisa bisa merasakan apa yang akan terjadi”, “Saya tidak merasakan apa yang dikatakannya”, “Bapak pasti akan merasakan manfaatnya”. Untuk menjual produk pada pelanggan yang bertipe ini, ajaklah agar mereka merasakan sesuatu yang mereka dapatkan atau keuntungan apa yang dirasakan bila membeli produk yang ditawarkan.



Tony Alessandra dan Michael J. O’Connor:
Dalam bukunya yang berjudul People Smarts, Tony Alessandra dan Michael J. O’Connor menggolongkan tipe manusia menjadi:

Tipe direktur

Orang yang bertipe direktur memiliki kebutuhan batin untuk memimpin dan memegang pengendalian pribadi, menguasai orang lain dan situasi. Mereka ingin mencapai tujuan sendiri karena kebutuhan utama mereka adalah mencapai tujuan. Komponen direktur yang kurang positif adalah keras kepala, tidak sabar dan sikap keras. Direktur memproses data secara konseptual dengan menggunakan pertimbangan deduktif – dari informasi umum ke spesifik. Mereka lebih nyaman menggunakan otak bagian kiri dibandingan dengan otak bagian kanan. Direktur ingin mengetahui lini dasarnya, mereka tidak ingin membuang-buang waktu, beri mereka informasi yang cukup mengenai produk yang dijual, bicarakan langsung ke tujuan. Sarankan pemecahan dengan konsekuensi yang didefinisikan dengan jelas dan disepakati disamping imbalan yang berhubungan secara spesifik dengan tujuan mereka.

Ahli pergaulan

Ahli pergaulan yang mudah bergaul dan bersifat terbuka suka pergi ketempat adanya tindakan. Secara khas, mereka dari luar tampak penuh semangat atau punya langkah cepat, dan berhubungan cenderung secara alami mengambil prioritas diatas tugas. Ahli pergaulan berusaha mempengaruhi orang lain dengan cara yang optimistis dan terfokus pada hasil positif, apakah di lingkungan kerja atau sosial. Ahli pergaulan menginginkan kekaguman dari orang lain. Kekuatan utama ahli pergaulan adalah antusias mereka, disamping kemampuan membujuk dan keramahan mereka. Kelemahan alami ahli pergaulan termasuk suka terlalu banyak terlibat, tidak sabar, takut sendirian, dan punya rentang perhatian yang pendek. Semua kelemahan ini menyebabkan mereka jadi mudah bosan. Dalam menjual produk pada ahli pergaulan, si penjual harus menjadi pendengar yang penuh rasa empati. Berikan umpan balik yang positif dan biarkan mereka tahu bahwa si pendengar memahaminya dan bisa menghubungkannya dengan apa yang mereka rasakan. Gunakan kata-kata perasaan, jangan kata-kata pikiran. Berikan ilustrasi dengan kisah-kisah dan kesaksian-kesaksian yang menghubungkan pada emosional mereka pada tujuan dan kepentingan mereka sendiri.

Ahli hubungan

Orang yang betipe ahli hubungan menginginkan rasa hormat. Mereka berfokus pada pembinaan kepercayaan dan mendapat kenalan karena mereka mengincar hubungan pribadi jangka panjang. Perilaku yang suka mendesak dan agresif mengesalkan mereka. Ahli hubungan berjuang untuk memperoleh keamanan. Ahli hubungan secara alami mudah bergaul dan merupakan tipe yang mudah diajak berhubungan secara rukun. Ahli hubungan cenderung suka merencanakan dan mengambil tindak lanjut sampai tuntas. Walaupun demikian, mereka mempunyai kesulitannya sendiri yang unik dengan bicara untuk mengutarakan sesuatu, mereka cenderung mengikuti orang lain dan keadaan walaupun dalam hati tidak setuju. Ahli hubungan ingin memelihara kestabilan, jadi mereka ingin mengetahui prosedur selangkah demi selangkah yang memenuhi kebutuhan mereka akan perincian dan tindakan sampai tuntas yang logis. Jadi dalam presentasi menjual produk, si penjual harus membuat daftar hal-hal spesifik, tunjukkan urutannya, dan berikan data. Bila mungkin, buatlah garis besar proposal. Penuhi kebutuhan mereka untuk mengetahui fakta, tetapi juga dapatkan perasaan pribadi dan emosi mereka dengan meminta masukan mereka. Buatlah mereka ikut terlibat dengan berfokus pada unsur manusiawi, yaitu bagaimana sesuatu mempengaruhi mereka dan hubungan mereka dengan orang lain. Hindari membuat mereka terburu-buru dan beri mereka kepastian pribadi dan kongkrit, kalau keadaan memungkinkan.

Tipe pemikir

Tipe pemikir lebih banyak memperhatikan kepuasan diri mereka daripada ucapan selamat. Mereka memilih keterlibatan dengan produk dan jasa dibawah keadaan yang spesifik, lebih suka lagi yang terkendali, sehingga proses dan hasil bisa benar. Karena kepentingan mereka adalah ketepatan, emosi manusia mungkin dinomor duakan oleh mereka. Kekuatan pemikir adalah ketepatan, bisa diandalkan, kemandirian, kejelasan dan keahlian menguji, mampu melakukan tindak lanjut sampai tuntas, dan keteraturan. Mereka sering berfokus pada harapan dan hasil. Mereka ingin tahu bagaimana segala hal bekerja sehingga mereka bisa mengevaluasi bagaimana cara berfungsinya yang benar. Untuk menjual pada tipe pemikir, si penjual harus mempersiapkan dirinya dengan benar agar bisa menjawab banyak pertanyaan dari tipe pemikir. Hindari pertemuan dengan obrolan pribadi atau sosial. Dokumentasikan “bagaimana” dan “mengapa” sesuatu bisa diterapkan. Beri mereka waktu untuk berpikir, hindari tindakan mendesak mereka mengambil keputusan dengan tergesa-gesa. Jelaskan segi pro dan kontranya dan berikan cerita yang lengkap.

James Gwee:

Dalam seminarnya, James Gwee menggolongkan tipe manusia menjadi:

Tipe penggerak

Tipe penggerak adalah seorang yang lincah dan suka tersenyum, dia sangat mengutamakan kehangatan dalam berhubungan, dan suka basa-basi terlebih dahulu sebelum masuk dalam topik. Tipe penggerak adalah seorang yang praktis dan over optimis, dia sering merasa sanggup menyelesaikan tugasnya tepat waktu padahal tidak. Mereka membuat keputusan lebih kearah perasaan daripada logika, jadi kalau ingin menjual produk pada pelanggan tipe ini buatlah mereka segembira mungkin sebelum menawarkan produk. Mereka mengutamakan kehangatan, jadi pada saat bertemu dengan pelanggan tipe ini berbasa-basilah terlebih dahulu, jangan langsung menawarkan produk yang ingin dijual. Dan jangan buat presentasi yang detail, karena tipe ini tidak suka yang detail-detail.

Tipe peresah

Tipe peresah kebutuhan dasarnya adalah rasa aman. Ketika berbicara, tipe peresah selalu mengeluh mengenai keadaan dirinya sendiri, mereka selalu melihat dirinya secara negatif. Bila menghadapi pelanggan tipe ini jangan menggunakan nada yang ceria dan jangan sekali-kali mengecilkan masalah mereka. Pada tipe yang lain, penjual biasanya selalu menawarkan produk mereka dengan melebihkan-lebihkan atau mengunggul-unggulkan produk yang mereka jual, tapi pada tipe peresah, penjual harus bilang bahwa produk mereka ada kekurangannya, karena orang yang bertipe peresah tidak pernah percaya kalau ada produk yang sempurna. Tipe peresah membuat keputusan bukan pada produk mana yang paling bagus tapi keputusannya berdasarkan pada produk mana yang kekurangannya paling sedikit. Jangan terlalu banyak menyuruh tipe ini membuat keputusan, tapi cobalah untuk mengarahkan dalam memilih. Jadi dengan kata lain, pada pelanggan tipe ini, si penjual harus mengarahkan, meyakinkan dan menenangkan pelanggan.

Tipe politikus

Tipe politikus selalu merasa benar sendiri dan orang lain selalu salah. Suasana ruangan tipe politikus tidak hangat, di dinding kantornya penuh dengan ijasah dan foto-foto dengan pejabat. Mereka power crazy jadi dalam berbicara dengan mereka harus tinggikan egonya, puji-puji mereka. Dalam menulis proposal, isi proposal tidak perlu menggunakan font yang besar, cukup font yang biasa-biasa saja, tapi yang harus diingat bahwa pada bagian nama dan gelarnya, jangan lupa memperbesar font-nya agar kelihatan lebih menonjol. Berbicara dengan tipe ini harus dengan nada kagum, karena mereka menyukai kekaguman dari orang lain.

Tipe seniman

Tipe seniman kebutuhan dasarnya adalah ingin menciptakan sesuatu dan selalu menghargai sesuatu yang kreatif dan inovatif. Pakaian tipe ini selalu rapi dan bersih walaupun seharian berada di lapangan. Tipe seniman memiliki sifat introvert, dia sangat menjaga privasi dan tidak pernah menanyakan sesuatu yang pribadi pada orang lain, maka jangan sekali-kali menanyakan hal pribadi pada mereka. Tipe seniman biasanya dalam berpikir tidak dilontarkan tapi berbicara sendiri dalam hatinya, jadi jangan menginterupsi dengan menanyakan sesuatu pada saat mereka sedang berpikir. Pada proposal, buatlah proposal yang berwarna-warni, jangan banyak kata-kata tapi perbanyak gambar, lebih tonjolkan sisi kreatif dan inovatif dari produk, kemasan dan service.

Tipe insinyur

Tipe insinyur adalah seseorang yang ingin menyelesaikan masalah. Mereka sangat rinci. Tipe insinyur sangat teratur, segalanya direncanakan matang-matang, jadi jangan sekali-kali menemui mereka tanpa membuat perjanjian terlebih dahulu. Dalam menjual, penjual harus mempunyai pengetahuan yang berbobot dalam produk yang ingin dijual, membuat pernyataan pada mereka harus didukung dengan bukti dan fakta. Bila perlu, ajaklah technical support bila ingin menjual produk pada orang yang bertipe ini, karena bila kita tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaannya yang detail maka percuma saja menjual dengan orang yang bertipe ini.

Tipe penggiat

Tipe penggiat selalu mengutamakan sukses secara materi. Mereka suka memakai barang-barang yang aspal, yang murah-murah, tapi mereka tidak malu untuk memakainya. Mereka suka barang yang mirip yang asli, tidak mengutamakan kualitas, tapi yang terpenting adalah harga yang murah. Menghadapi orang yang bertipe ini, penjual harus menonjolkan harga yang murah atau discount yang besar atau besarnya komisi yang didapat bila menjual produk yang ditawarkan.

Tipe normal

Tipe normal adalah orang-orang yang ingin diterima oleh masyarakat sehingga mereka selalu menyesuaikan diri supaya tidak tampil menyolok. Orang yang bertipe normal seperti bunglon, selalu merubah gayanya sesuai dengan lingkungan. Jadi kalau ingin menjual produk pada pelanggan yang bertipe ini selalu bandingkan dengan orang-orang umumnya. Misalnya: “Kebanyakan orang-orang memakai produk seperti ini”, dll.

Teori-teori diatas memiliki keunikannya sendiri-sendiri, tidak ada yang lebih unggul, tidak ada yang lebih bagus satu dari yang lainnya. Tinggal memilih teori mana yang lebih sreg untuk dipakai.

Selamat berjualan… :

Baca Selengkapnya...

Senin, 22 Juni 2009

KISAH SIBELALANG DAN ANJING


Di suatu hutan, hiduplah seekor belalang muda yang cerdik. Belalang muda ini adalah belalang yang lompatannya paling tinggi diantara sesama belalang yang lainnya.

Belalang muda ini sangat membanggakan kemampuan lompatannya ini. Sehari-harinya belalang tersebut melompat dari atas tanah ke dahan-dahan pohon yang tinggi, dan kemudian makan daun-daunan yang ada di atas pohon tersebut. Dari atas pohon tersebut belalang dapat melihat satu desa di kejauhan yang kelihatannya indah dan sejuk. Timbul satu keinginan di dalam hatinya untuk suatu saat dapat pergi kesana.

Suatu hari, saat yang dinantikan itu tibalah. Teman setianya, seekor burung merpati, mengajaknya untuk terbang dan pergi ke desa tersebut. Dengan semangat yang meluap-luap, kedua binatang itu pergi bersama ke desa tersebut. Setelah mendarat mereka mulai
berjalan-jalan melihat keindahan desa itu. Akhirnya mereka sampai di suatu taman yang indah berpagar tinggi, yang dijaga oleh seekor anjing besar.

Belalang itu bertanya kepada anjing,
"Siapakah kamu, dan apa yang kamu lakukan disini?"

"Aku adalah anjing penjaga taman ini. Aku dipilih oleh majikanku karena aku adalah anjing terbaik di desa ini"
jawab anjing dengan sombongnya.

Mendengar perkataan si anjing, panaslah hati belalang muda. Dia
lalu berkata lagi "Hmm, tidak semua binatang bisa kau kalahkan. Aku menantangmu untuk membuktikan bahwa aku bisa mengalahkanmu. Aku menantangmu untuk bertanding melompat, siapakah yang paling tinggi diantara kita".

"Baik", jawab si anjing. "Di depan sana ada pagar yang tinggi. Mari kita bertanding, siapakah yang bisa melompati pagar tersebut". Keduanya lalu berbarengan menuju ke pagar tersebut. Kesempatan pertama adalah si anjing. Setelah mengambil ancang-ancang, anjing itu
lalu berlari dengan kencang, melompat, dan berhasil melompati pagar yang setinggi orang dewasa tersebut. Kesempatan berikutnya adalah si belalang muda. Dengan sekuat tenaga belalang tersebut melompat.

Namun ternyata kekuatan lompatannya hanya mencapai tiga perempat tinggi pagar tersebut, dan kemudian belalang itu jatuh kembali ke tempatnya semula. Dia lalu mencoba melompat lagi dan melompat lagi, namun ternyata gagal pula.

Si anjing lalu menghampiri belalang dan sambil tertawa berkata ,"Nah belalang, apa lagi yang mau kamu katakan sekarang ? Kamu sudah kalah".
"Belum", jawab si belalang. "Tantangan pertama tadi kamu yang menentukan. Beranikah kamu sekarang jika saya yang menentukan tantangan kedua ?"
"Apapun tantangan itu, aku siap" tukas si anjing. Belalang lalu berkata lagi, "Tantangan kedua ini sederhana saja. Kita berlomba melompat di tempat. Pemenangnya akan diukur bukan dari seberapa tinggi dia melompat, dari diukur dari lompatan yang dilakukan
tersebut berapa kali tinggi tubuhnya".
anjing kembali yang mencoba pertama kali. Dari hasil lompatannya, ternyata anjing berhasil melompat setinggi empat kali tinggi tubuhnya. Berikutnya adalah giliran si belalang. Lompatan belalang hanya setinggi setengah dari lompatan anjing, namun ketinggian
lompatan tersebut ternyata setara dengan empat puluh kali tinggi tubuhnya. Dan belalang pun menjadi pemenang untuk lomba yang kedua ini. Kali ini anjing menghampiri belalang dengan rasa kagum. "Hebat. Kamu menjadi pemenang untuk perlombaan kedua ini. Tapi
pemenangnya belum ada. Kita masih harus mengadakan lomba ketiga", kata si anjing.

"Tidak perlu", jawab si belalang. "Karena pada dasarnya pemenang dari setiap perlombaan yang kita adakan adalah mereka yang menentukan standard perlombaannya. Pada saat lomba pertama kamu yang menentukan standard perlombaannya dan kamu yang menang. Demikian pula lomba kedua saya yang menentukan, saya pula yang menang.

INTINYA ADALAH, KAMU DAN SAYA MEMPUNYAI POTENSI DAN STANDARD YANG BERBEDA TENTANG KEMENANGAN. ADALAH TIDAK BIJAKSANA MEMBANDINGKAN POTENSI KITA DENGAN YANG LAIN.

KEMENANGAN SEJATI ADALAH KETIKA DENGAN POTENSI YANG KAMU MILIKI, KAMU BISA MELAMPAUI STANDARD DIRIMU SENDIRI.

REFLECTION :
Rekan-rekan yang terkasih, seberapakah tinggikah anda `melompat' ? Dalam kehidupan, seringkali tanpa sadar kita mencoba membandingkan kemajuan dan perkembangan diri kita dengan standard orang lain. Dan seringkali lebih banyak kekecewaan daripada kebahagiaan yang didapat. Mengapa ? Karena kita masing-masing dilahirkan dengan potensi yang berbeda, dengan bakat yang berbeda, dalam lingkungan yang berbeda, dan cara pandang yang berbeda tentang kehidupan. Cara yang tepat untuk mengukur seberapa jauh diri kita telah berkembang dan maju, adalah membandingkan diri kita saat ini dengan diri kita dimasa lalu. Apakah anda hari ini lebih kaya dibanding setahun yang lalu ?
Apakah anda hari ini lebih bisa mengontrol emosi dibanding bulan lalu ? Apakah anda hari ini lebih sehat dibanding kemarin ? Apakah anda hari ini lebih bijaksana dibanding setahun yang lalu ? Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain, namun
kemenangan atas diri sendiri.

Buat diri anda hari ini selalu lebih baik dari hari kemarin.

Baca Selengkapnya...

MENCEGAH MANIPULASI SALES FORCE


Bagi Kita yang menggeluti dunia penjualan maka kejadian adanya Salesman yang melakukan manipulasi sudah sering Kita alami, pertanyaannya adalah kenapa mereka tergoda untuk melakukan manipulasi ? mari kita coba mendata hal – hal apa saja yang mempengaruhi Salesman melakukan manipulasi, mulai dari apakah gaji kekecilan, hingga kurangnya kontrol atasan terhadap kinerja Salesmannya.

Kita sering mendengar bahwa setiap manusia memiliki 3 (tiga) unsur yang dapat membuat manusia itu Sukses atau Gagal, yaitu :

Attitude : Merupakan modal utama setiap orang yang sangat berpengaruh terhadap keputusan untuk memilih jalan hidupnya

Knowledge : Merupakan panduan setiap orang untuk mengetahui dengan pasti kenapa harus memilih jalan hidup yang ini kok bukan yang itu

Skill : Merupakan ketrampilan yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang untuk mengelola kehidupannya sehingga ia sanggup mengatasi setiap kendala yang ditemui

Ketiga hal tersebut ibaratnya sebuah pisau dapur apakah akan digunakan untuk memasak atau untuk membunuh, sehingga kita harus mampu mengendalikan personil yang secara alamiah telah memiliki ketiganya.

Banyak cara untuk mengendalikan Attitude, Skill & Knowledge (ASK) antara lain :

1.Job Specification,
Jangan sampai kita membeli kucing dalam karung, untuk itu sebelum dilakukan rekruitmen kita harus sudah mempunyai kriteria calon karyawan yang diinginkan versus pekerjaan yang akan menjadi tanggungjawabnya. Dengan demikian proses rekruitmen harus dilakukan dengan sangat hati – hati sehingga mulai dari interview, pengecekan referensi kerja ditempat sebelumnya dan psikotest ditempat yang memahami apa yang diinginkan oleh perusahaan.

2.Training & Coaching,
hal ini diperlukan untuk memudahkan personil dalam memisahkan do vs don’t sehingga pedoman paradigma yang dipilih tidak salah alias sesuai dengan harapan dan menghasilkan kinerja yang dapat diandalkan. Namun perlu dicermati bahwa Training & Coaching saja tidak cukup untuk menjamin ASK diterapkan secara positif, karena banyak dari kita berpikir bahwa dengan training & Coaching maka segala urusan menjadi beres. Training & Coaching yang Paling baik adalah yang diterapkan dalam menjalankan pekerjaan sehari – hari.

3.Probation Period,
Kita belum punya pengalaman tentang Salesman yang kita rekrut makanya diperlukan adanya masa percobaan jabatan, dalam periode tersebut kita harus memiliki Key Performance Indicator sesuai dengan target – target yang telah disepakati bersama antara pihak Salesman dengan manajemen perusahaan, sehingga pada saat Salesman dinyatakan lulus atau tidak lulus masa percobaan kedua belah pihak sama – sama berpedoman kepada tolok ukur yang sama, tidak perlu membuang waktu dengan memperdebatkan ketidakjelasan penilaian.

4.Evaluation & Analysist,
Secara periodik kinerja Salesman harus diukur dengan teliti, hal ini diperlukan untuk menjaga konsistensi performance Salesman tersebut, hasil dari Evaluasi dan analisa kinerja harus dikomunikasikan kepada Salesman yang bersangkutan, sehingga ia menjadi paham point mana saja yang harus menjadi fokus untuk segera ia perbaiki guna mempertahankan dan meningkatkan performancenya.

5.Strictly Control,
Pengawasan dengan kadar yang sangat ketat harus mampu dilakukan oleh atasan yang membawahi Salesman, caranya antara lain menjadwalkan kunjungan rutin ke seluruh pelanggan untuk menggali lebih dalam apakah yang dikerjakan Salesman sudah sesuai dengan standart prosedur kerja salesman.

6.Consistently Reminder,
Daya tahan Salesman mengingat apa yang telah diinstruksikan tidak lebih dari 8 jam, untuk itu kita harus selalu mengingatkan mereka minimal 2 (Dua) kali dalam sehari yaitu pagi hari sebelum mereka berangkat dan sore hari pada saat mereka akan kembali ke rumah, materi yang harus diingatkan kepada mereka antara lain target – target yang harus dicapai, program promosi yang harus dipresentasikan kepada pelanggan, mencatat keluhan pelanggan atas pelayanan yang diberikan, komitmen pencapaian target – target dan analisanya jika tidak terealisasi sesuai dengan estimasi.

7.Reward & Punishment,
Kita harus berani membudayakan kebiasaan Reward & Punishment, artinya segala tindakan pasti ada konsekuensinya, jika Salesman berprestasi maka ia akan diganjar dengan kenaikan salary atau promosi jabatan atau reward dalam bentuk lain namun sebaliknya jika tidak berprestasi akan dihadiahi dengan mutasi atau punishment lainnya.

8.AR (account Receivable) Control
Hal ini sangat penting untuk diikuti, karena lengah sedikit akan mudah diselewengkan,. untuk mengontrolnya paling tidak mulai dari credit limit, dan TOP (term of payment) yang sesuai aturan main, dan yang penting untuk piutang yang sehat overdue tidak boleh lebih dari 10% jadi jika ada indikasi overdue lebih dari 10% harus segera dilakukan check dan pengetatan piutang, sebelum manipulasi data semakin parah.

Kedelapan hal diatas tidak akan berarti apa – apa bila tidak dilakukan dengan konsistensi tinggi sebab Salesman akan dengan mudah membaca pola manajemen kapan saat manajemen lengah dan Salesman dapat memanfaatkan kesempatan untuk melakukan manipulasi, selain itu manajemen juga dituntut selalu mengasah diri agar menjadi semakin tajam. Selamat mengerjakan !!!!

Baca Selengkapnya...

Minggu, 21 Juni 2009

EMPAT TYPE MANUSIA MENGHADAPI KESULITAN HIDUP



Temans menurut "John Gray"
"Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita
untuk tumbuh" (John Gray)


Temans, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih,
hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai
seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan
masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan
cepat dan tak jarang mengagetkan.

Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan
sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari.
Pada kesempatan ini, akan saya jelaskan empat tipe orang
dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi
satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.

Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia
ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi,
rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada
saat kesulitan terjadi.

Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa
tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini
perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan
hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon
generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang
menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan.
Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega.
Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan
kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan
dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika
situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan
tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu
menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.

Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa.
Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya
menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau
mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam
hidupnya.

Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi
tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah
Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi.
Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu,
dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera
melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai
lagi.

Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan
terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini
karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih
termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat
ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Seperti
kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu
biografinya.

Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah,
sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah
yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat
finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang
kepala regional sales yang performance- nya bagus sekali.

Bangun network

Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru
dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke
daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti
rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun
netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun
kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam
daerah tiga top sales.

Nah, temans, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah
Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda?
Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini.
Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe
selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola
pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi
suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?

Disarikan dari: 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup oleh Anthony Dio Martin.

Baca Selengkapnya...

EMBER DAN BATU


Dalam satu seminarnya mengenai seven habits "Steven Covey" menaruh sebuah ember besar di atas meja di depan peserta seminar, selain ember Dia menyiapkan satu karung batu besar, satu karung batu kecil(kerikil), satu karung pasir.
Kemudian Dia mengisi ember tersebut dengan batu-batu besar lalu ia bertanya pada peserta seminar "apakah ember ini masih bisa diisi?"peserta seminar menjawab "tidak ember itu sudah penuh",Covey berkata "belum",lalu dia memasukan batu 2 kerikil kecil kedalam ember tersebut lalu ia bertanya lagi"apakah ember ini sudah penuh?","sudah"jawab peserta seminar,lalu Dia berkata "belum",lalu dia mengambil pasir dan memasukannya kedalam ember tersebut dan menggoyang2 ember tersebut sehingga pasir juga masih bisa masuk sampai ember itu benar2 penuh, lalu bertanya lagi kepada para perserta seminarnya dan dijawab "sudah"."ya " jawabnya "sekarang ember ini sudah penuh".

Kemudian Covey mengeluarkan semua yang ada diember, dan Dia memanggil salah satu peserta seminar untuk maju kedepan, dan dia memerintahkan peserta yang tadi maju untuk memulai memasukkan barang2 yang ada, tetapi kali ini dimulai dari pasir terlebih dahulu, apa yang terjadi? ya setelah pasir dimasukkan dan kerikil mau dimasukkan ember tersebut sudah penuh, kerikil sudah tidak bisa dimasukkan apalagi batu2 besar.

Kemudian Covey menjelaskan maksud dari ilustrasi ember dan batu tersebut;

Bahwa dalam pekerjaan atau kehidupan kita kadang kadang merasa sudah tidak punya waktu, seolah-olah waktu kita habis oleh pekerjaan yang banyak dan menumpuk, Covey menjelaskan bahwa waktu kita habis oleh pekerjaan/hal2 yang kecil atau sifatnya rutinitas seperti pasir yang masuk kedalam ember, sehingga pekerjaan pekerjaan atau hal hal yang penting kadang menjadi tidak terselesaikan, dalam hal ini kalau anda seorang lead atau pimpinan hal-hal yang sifatnya rutinitas harusnya sudah bisa didelegasikan sehingga Kita masih bisa memikirkan hal-hal/pekerjaan yang sifatnya strategis, karena 80 % dari waktu kita sebenarnya kepakai untuk mengerjakan hal-hal yang sifatnya rutinitas. demikian juga untuk rekan-rekan sales kadang lupa memikirkan big costumer yang menyumbangkan 80% penjualan, jadi kalau bisa supervisor / area manager untuk memikirkan big customer biarlah yang retail didelegasikan ke salesman kita bantu memantau dan sekali kali mengontrolnya. Jadi kalau Kita merasa tidak punya waktu untuk pekerjaan kita atau kehidupan kita, perlu dievaluasi dulu apakah kita salah memasukkan prioritas pekerjaan yaitu pekerjaan yang sifatnya rutinitas menjadi prioritas utama seperti pasir yang dimasukkan pertama kedalam ember sehingga pekerjaan yang utama menjadi tidak terselesaikan.

ilustrasi diatas mengajarkan kita agar memulai sesuatu dengan hal2 besar/pekerjaan utama baru kemudian diikuti hal2 kecil/pekerjaan yang sifatnya rutin dalam hidup kita maupun pekerjaan kita . Batu di dlm ilustrasi diatas menggambarkan sesuatu yg besar yg artinya sesuatu yg penting lalu diikuti dengan hal2 kecil yg artinya sesuatu yg tidak terlalu penting.sering kali kita memasukkan sesuatu yg lecil dulu dalam kehidupan kita tidak mempunyai ruang yang cukup lagi untuk memasukkan hal2 besar/pekerjaan yang penting padahal itu penting. Jadi tidak alasan untuk tidak punya waktu didalam pekerjaan atau kehidupan Kita. Selamat menerapkan prinsip ini!!

Baca Selengkapnya...

Kamis, 18 Juni 2009

MENJUAL SISIR PADA BHIKSU


Ini cerita dari mailing yang menginspirasi tentang sales, terutama buat rekan-rekan Aguaria, bersyukurlah produk yang Kita jual adalah Air minum yang merupakan kebutuhan sehari-hari, jadi saya pikir tidak begitu sulit tinggal kemauan dan sedikit kreatifitas dari rekan-rekan sales menjadi tidak sulit. Coba Kita renungkan dari cerita ini dan Kita ambil intinya untuk Kita terapkan dalam kegiatan Kita sehari-hari di dunia sales.

Pertanyaan :
Jika perusahaan dimana anda bekerja, adalah sebuah perusahaan pembuat SISIR, memberi tugas untuk menjual sisir pada para biksu di wihara (yang semua kepalanya gundul) -- Bisakah anda melakukannya? Apa jawaban anda ?
a) Tidak mungkin, itu mustahil
b) Gile Loe
c) Aku akan mencoba untuk melaksanakan instruksi bos saya
d) Baiklah, saya akan coba
e) Ya, saya pikir bisa menjualnya (5 buah, 10 buah, 50 buah atau lebih, sebutkanlah jumlahnya)
Pilih satu jawaban dan baca tulisan di bawah untuk melihat apakah anda termasuk orang yang berjiwa sukses atau tidak.

Cerita : MENJUAL SISIR PADA BIKSU

Ada sebuah perusahaan "pembuat sisir" yang ingin mengembangkan bisnisnya, sehingga management ingin merekrut seorang sales manager yang baru.
Perusahaan itu memasang IKLAN pada surat kabar. Tiap hari banyak orang yang datang mengikuti wawancara yang diadakan ... jika ditotal jumlahnya hampir seratus orang hanya dalam beberapa hari.

Kini, perusahaan itu menghadapi masalah untuk menemukan calon yang tepat di posisi tersebut. Sehingga si pewawancara membuat sebuah tugas yang sangat sulit untuk setiap orang yang akan mengikuti wawancara terakhir.
Tugasnya adalah : Menjual sisir pada para biksu di wihara.
Hanya ada 3 calon yang bertahan untuk mencoba tantangan di wawancara terakhir ini. (Mr. A, Mr. B, Mr.. C)
Pimpinan pewawancara memberi tugas :
"Sekarang saya ingin anda bertiga menjual sisir dari kayu ini kepada para biksu di wihara. Anda semua hanya diberi waktu 10 hari dan harus kembali untuk memberikan laporan setelah itu."
Setelah 10 hari, mereka memberikan laporan.
Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. A :
"Berapa banyak yang sudah anda jual?"
Mr. A menjawab: "Hanya SATU."
Si pewawancara bertanya lagi : "Bagaimana caranya anda menjual?"
Mr. A menjawab:
" Para biksu di wihara itu marah-marah saat saya menunjukkan sisir pada mereka. Tapi saat saya berjalan menuruni bukit, saya berjumpa dengan seorang biksu muda - dan dia membeli sisir itu untuk menggaruk kepalanya yang ketombean."
Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. B :
"Berapa banyak yang sudah anda jual?"
Mr. B menjawab : "SEPULUH buah."
"Saya pergi ke sebuah wihara dan memperhatikan banyak peziarah yang rambutnya acak-acakan karena angin kencang yang bertiup di luar wihara. Biksu di dalam wihara itu mendengar saran saya dan membeli 10 sisir untuk para peziarah agar mereka menunjukkan rasa hormat pada patung sang Buddha."
Kemudian , Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. C :
"Bagaimana dengan anda?"
Mr. C menjawab: "SERIBU buah!"
Si pewawancara dan dua orang pelamar yang lain terheran-heran.
Si pewawancara bertanya : "Bagaimana anda bisa melakukan hal itu?"
Mr. C menjawab:
"Saya pergi ke sebuah wihara terkenal. Setelah melakukan pengamatan beberapa hari, saya menemukan bahwa banyak turis yang datang berkunjung ke sana . Kemudian saya berkata pada biksu pimpinan wihara, 'Sifu, saya melihat banyak peziarah yang datang ke sini. Jika sifu bisa memberi mereka sebuah cindera mata, maka itu akan lebih menggembirakan hati mereka.' Saya bilang padanya bahwa saya punya banyak sisir dan memintanya untuk membubuhkan tanda tangan pada setiap sisir sebagai sebuah hadiah bagi para peziarah di wihara itu. Biksu pimpinan wihara itu sangat senang dan langsung memesan 1,000 buah sisir!"

MORAL DARI CERITA
Universitas Harvard telah melakukan riset, dengan hasil :
1) 85% kesuksesan itu adalah karena SIKAP dan 15% adalah karena kemampuan.
2) SIKAP itu lebih penting dari kepandaian, keahlian khusus dan keberuntungan.
Dengan kata lain, pengetahuan profesional hanya menyumbang 15% dari sebuah kesuksesan seseorang dan 85% adalah pemberdayaan diri, hubungan sosial dan adaptasi. Kesuksesan dan kegagalan bergantung pada bagaimana sikap kita menghadapi masalah.

Dalai Lama biasa berkata :
"Jika anda hanya punya sebuah pelayaran yang lancar dalam hidup, maka anda akan lemah. Lingkungan yang keras membantu untuk membentuk pribadi anda, sehingga anda memiliki nyali untuk menyelesaikan semua masalah."

"Anda mungkin bertanya mengapa kita selalu berpegang teguh pada harapan. Ini karena harapan adalah : hal yang membuat kita bisa terus melangkah dengan mantap, berdiri teguh - dimana pengharapan hanyalah sebuah awal. Sedangkan segala sesuatu yang tidak diharapkan .... adalah hal yang akan mengubah hidup kita."
Meredith Grey, Grey's Anatomy - Season 3

Ingatlah, saat keadaan ekonomi baik, banyak orang jatuh bangkrut. Tapi saat keadaan ekonomi buruk, banyak jutawan baru baru yang bermunculan.. Jadi, dengan sepenuh hati terapkanlah SIKAP kerja yang benar 85%. Jadi apapun kesulitannya jika Kita mencoba dan berusaha dengan melihat kesempatan yang ada apapun pasti ada jalan keluarnya, jadilah pemenang bukan pecundang !!!

"SUKSES SELALU"

Baca Selengkapnya...

Minggu, 14 Juni 2009

BERSYUKURLAH !!! SEBELUM SEMUANYA HILANG !!


Cerita yang banyak dikirim teman2 ini banyak maknanya, termasuk untuk teman-teman di sales/marketing Kita bisa ambil maknanya?, yaitu; cerita mengenai skenario ucapan terima kasih ketika HP Kita jatuh;


Skenario 1
Andaikan kita sedang naik di sebuah kereta ekonomi.
Karena tidak mendapatkan tempat duduk, kita berdiri di dalam gerbong
tersebut.
Suasana cukup ramai meskipun masih ada tempat bagi kita untuk menggoyang-goyangkan kaki.
Kita tidak menyadari handphone kita terjatuh.

Ada orang yang melihatnya, memungutnya dan langsung mengembalikannya kepada kita.
"Pak, handphone bapak barusan jatuh nih," kata orang tersebut seraya memberikan handphone milik kita.

Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?
Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu saja.

Skenario 2
Sekarang kita beralih kepada skenario kedua.
Handphone kita terjatuh dan ada orang yang melihatnya dan memungutnya.
Orang itu tahu handphone itu milik kita tetapi tidak langsung memberikannya kepada kita.
Hingga tiba saatnya kita akan turun dari kereta, kita baru menyadari handphone kita hilang.

Sesaat sebelum kita turun dari kereta, orang itu ngembalikan handphone kita sambil berkata, "Pak, handphone bapak barusan jatuh nih."
Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?
Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih juga kepada orang tersebut.
Rasa terima kasih yang kita berikan akan lebih besar daripada rasa terima kasih yang kita berikan pada orang di skenario pertama (orang yang langsung memberikan handphone itu kepada kita).
Setelah itu mungkin kita akan langsung turun dari kereta.

Skenario 3
Marilah kita beralih kepada skenario ketiga.

Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, hingga kita menyadari handphone kita tidak ada di kantong kita saat kita sudah turun dari kereta.
Kita pun panik dan segera menelepon ke nomor handphone kita, berharap ada orang baik yang menemukan handphone kita dan bersedia mengembalikannya kepada kita.

Orang yang sejak tadi menemukan handphone kita (namun tidak memberikannya kepada kita) menjawab telepon kita.
"Halo, selamat siang, Pak. Saya pemilik handphone yang ada pada bapak sekarang," kita mencoba bicara kepada orang yang sangat kita harapkan berbaik hati mengembalikan handphone itu kembali kepada kita.

Orang yang menemukan handphone kita berkata,
"Oh, ini handphone bapak ya.
Oke deh, nanti saya akan turun di stasiun berikut.
Biar bapak ambil di sana nanti ya."

Dengan sedikit rasa lega dan penuh harapan, kita pun pergi ke stasiun berikut dan menemui "orang baik" tersebut.
Orang itu pun memberikan handphone kita yang telah hilang.
Apa yang akan kita lakukan pada orang tersebut?

Satu hal yang pasti, kita akan mengucapkan terima kasih, dan sepertinya akan lebih besar daripada rasa terima kasih kita pada skenario kedua, bukan?
Bukan tidak mungkin kali ini kita akan memberikan hadiah kecil kepada orang yang menemukan handphone kita tersebut.

Skenario 4
Terakhir, mari kita perhatikan skenario keempat.

Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, kita turun dari kereta dan menyadari bahwa handphone kita telah hilang, kita mencoba menelepon tetapi tidak ada yang mengangkat.
Sampai akhirnya kita tiba di rumah.

Malam harinya, kita mencoba mengirimkan SMS :
"Bapak / Ibu yang budiman.
Saya adalah pemilik handphone yang ada pada bapak / ibu sekarang.
Saya sangat mengharapkan kebaikan hati bapak / ibu untuk dapat
mengembalikan handphone itu kepada saya.
Saya akan memberikan imbalan sepantasnya. "

SMS pun dikirim dan tidak ada balasan.

Kita sudah putus asa.

Kita kembali mengingat betapa banyaknya data penting yang ada di dalam handphone kita.
Ada begitu banyak nomor telepon teman kita yang ikut hilang bersamanya.
Hingga akhirnya beberapa hari kemudian, orang yang menemukan handphone kita menjawab SMS kita, dan mengajak ketemuan untuk mengembalikan handphone tersebut.

Bagaimana kira-kira perasaan kita?
Tentunya kita akan sangat senang dan segera pergi ke tempat yang
diberikan oleh orang itu.
Kita pun sampai di sana dan orang itu mengembalikan handphone kita.
Apa yang akan kita berikan kepada orang tersebut?

Kita pasti akan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepadanya, dan mungkin kita akan memberikannya hadiah (yang kemungkinan besar lebih berharga dibandingkan hadiah yang mungkin kita berikan di skenario
ketiga).

MORAL OF THE STORY

Apa yang kita dapatkan dari empat skenario cerita di atas?

Pada keempat skenario tersebut, kita sama-sama kehilangan handphone, dan ada orang yang menemukannya.

Orang pertama menemukannya dan langsung mengembalikannya kepada kita.
Kita berikan dia ucapan terima kasih.

Orang kedua menemukannya dan memberikan kepada kita sesaat sebelum kita turun dari kereta.
Kita berikan dia ucapan terima kasih yang lebih besar.

Orang ketiga menemukannya dan memberikan kepada kita setelah kita turun dari kereta.
Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah dengan sedikit hadiah.

Orang keempat menemukannya, menyimpannya selama beberapa hari, setelah itu baru mengembalikannya kepada kita.
Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah hadiah yang lebih besar.

Ada sebuah hal yang aneh di sini.
Cobalah pikirkan, di antara keempat orang di atas, siapakah yang paling baik?
Tentunya orang yang menemukannya dan langsung memberikannya kepada kita, bukan?
Dia adalah orang pada skenario pertama.

Namun ironisnya, dialah yang mendapatkan reward paling sedikit di antara empat orang di atas.

Manakah orang yang paling tidak baik?
Tentunya orang pada skenario keempat, karena dia telah membuat kita menunggu beberapa hari dan mungkin saja memanfaatkan handphone kita tersebut selama itu.

Namun, ternyata dia adalah orang yang akan kita berikan reward paling besar.

Apa yang sebenarnya terjadi di sini?
Kita memberikan reward kepada keempat orang tersebut secara tulus, tetapi orang yang seharusnya lebih baik dan lebih pantas mendapatkan banyak, kita berikan lebih sedikit.

OK, kenapa bisa begitu?

Ini karena rasa kehilangan yang kita alami semakin bertambah di setiap skenario.

Pada skenario pertama, kita belum berasa kehilangan karena kita belum sadar handphone kita jatuh, dan kita telah mendapatkannya kembali.

Pada skenario kedua, kita juga belum merasakan kehilangan karena saat itu kita belum sadar, tetapi kita membayangkan rasa kehilangan yang mungkin akan kita alami seandainya saat itu kita sudah turun dari kereta.

Pada skenario ketiga, kita sempat merasakan kehilangan, namun tidak lama kita mendapatkan kelegaan dan harapan kita akan mendapatkan handphone kita kembali.

Pada skenario keempat, kita sangat merasakan kehilangan itu.

Kita mungkin berpikir untuk memberikan sesuatu yang besar kepada orang yang menemukan handphone kita, asalkan handphone itu bisa kembali kepada kita.

Rasa kehilangan yang bertambah menyebabkan kita semakin menghargai handphone yang kita miliki.

Kesimpulan

Saat ini, adakah sesuatu yang kurang kita syukuri?

Apakah itu berupa rumah, handphone, teman-teman, kesempatan berkuliah, kesempatan bekerja, atau suatu hal lain.

Namun, apakah yang akan terjadi apabila segalanya hilang dari genggaman kita.
Kita pasti akan merasakan kehilangan yang luar biasa.

Saat itulah, kita baru dapat mensyukuri segala sesuatu yang telah hilang tersebut.

Namun, apakah kita perlu merasakan kehilangan itu agar kita dapat bersyukur?

Sebaiknya tidak.

Syukurilah segala yang kita miliki, termasuk hidup kita, selagi itu masih ada.
Jangan sampai kita menyesali karena tidak bersyukur ketika itu telah lenyap dari diri kita.

Jangan pernah mengeluh dengan segala hal yang belum diperoleh.
Bahagialah dengan segala hal yang telah diperoleh.

Sesungguhnya, hidup ini berisikan banyak kebahagiaan.
Bila kita mampu memandang dari sudut yang benar.

Untuk teman teman sales/markting, hal ini berhubungan dengan pelanggan kita, ingat mempertahankan pelanggan lebih murah daripada mendapatkannya kembali, kadang kita mengabaikan pelanggan pelanggan yang sudah menjadi pelanggan tetap kita, mungkin karena sudah merasa tidak ada masalah Kita kadang melupakan komunikasi sekecil apapun terhadap pelanggan yang sudah ada, Kadang mungkin untuk menelpon sekedar mengucapkan "Hello" pun malas, padahal mungkin biaya yang kita keluarkan sangat kecil. Tapi apa yang terjadi jika tiba-tiba pelanggan tersebut pindah atau mengambil produk kompetitor, yang terjadi adalah Anda akan mati-matian untuk merebutnya dengan iming-iming hadiah atau apapun yang nilainya lebih besar daripada kalau kita mau memperhatikan pelanggan tersebut sebelumnya, jadi perhatikanlah pelanggan anda walau sekecil apapun, walaupun pada saat mereka tidak ambil produk Kita, tetaplah jalin hubungan yang baik, ingat cerita diatas Kita tidak mau pada cerita skenario ke empat, aetelah kehilangan lama baru mencoba untuk mengambilnya kembali. Pada saat kondisi menurun saatnya anda menjalin dengan baik pelanggan-pelanggan Anda seolah-olah Anda merebutnya dari kompetitor. Jagalah dengan baik, dan tetap komunikasi siapapun atau sekecil apapun pelanggan anda !!! Layanilah pelanggan anda dengan hati ..... !
God bless you all..!

Baca Selengkapnya...