Kamis, 25 Juni 2009

TIPE TIPE PELANGGAN



Seorang sales harus tahu tipe pelanggan yang akan dihapinya, sehingga akan mempermudah teknik pendekatan yang akan dilakukannya berdasarkan tipe tipe pelanggan tersebut, ada beberpa tipe pelanggan berdasarkan beberapa ahli yang dapat dijadikan referensi;

NLP (Neuro-Linguistic Programming):
NLP (Neuro-Linguistic Programming) diprakarsai oleh seorang computer programming yang bernama Dr. Richard Bandler dan seorang profesor linguistik yang bernama Dr. John Grinder. Mereka berdua mempelajari keahlian sejumlah pakar dan terapis yang teramat sukses dibidangnya. Metode yang dipergunakan untuk mempelajari keahlian ini disebut sebagai modelling (ilmu memodel). Setelah bertahun-tahun memodel, mereka berdua berhasil mengembangkan seperangkat teknik mental yang sangat berguna dalam dunia terapi. Dalam perkembangannya, NLP dipopulerkan oleh Anthony Robbins hingga meluas di USA dan seluruh dunia. Salah satu teori yang dikembangkan oleh NLP adalah penggolongan tipe manusia, NLP menggolongkan tipe manusia menjadi 3 golongan, yaitu:

Visual
Orang-orang yang bertipe visual adalah orang-orang yang menyukai dari apa yang tampak oleh indera penglihatan. Orang yang bertipe visual ini tampak menonjol bila dilihat dari penampilan mereka, mereka biasanya berpakaian rapi dan necis. Dalam berbicara mereka akan menggunakan kata-kata yang menonjolkan indera penglihatan. Misalnya: “Ketika dia melihat masa depannya, tidak jelas”, “Saya tidak dapat melihat kata-katanya dalam pikiran saya”, “Bapak pasti dapat melihat berbagai kemudahan maupun kualitasnya”. Bila ingin menjual produk pada pelanggan yang bertipe visual maka dalam presentasi pergunakanlah gambar-gambar dan warna-warna yang menarik.


Auditory
Orang-orang yang bertipe auditory adalah orang-orang yang menyukai sesuatu dari apa yang mereka dengar. Waktu belajar mereka membaca buku yang dibacanya dengan keras agar dapat lebih mudah untuk memahami apa yang mereka pelajari. Dalam berbicara mereka biasanya akan menggunakan kata-kata yang menonjolkan indera pendengaran. Misalnya: “Dia tidak bisa mendengarkan masa depannya”, “Saya tidak dapat mendengar kata-katanya dengan baik”, “Sudah banyak yang mengatakan bahwa produk kami memberikan kepuasan dalam memakainya”. Gunakan musik atau sesuatu yang menonjolkan suara-suara yang merdu dalam presentasi pada pelanggan yang bertipe ini, tekankan katan-kata yang ingin ditonjolkan.


Kinesthetic
Orang-orang yang bertipe kinesthetic adalah orang-orang yang menyukai sesuatu dari apa yang dirasakan. Dalam berbicara biasanya mereka akan mengucapkan kata-kata seperti berikut: “Dia tidak bisa bisa merasakan apa yang akan terjadi”, “Saya tidak merasakan apa yang dikatakannya”, “Bapak pasti akan merasakan manfaatnya”. Untuk menjual produk pada pelanggan yang bertipe ini, ajaklah agar mereka merasakan sesuatu yang mereka dapatkan atau keuntungan apa yang dirasakan bila membeli produk yang ditawarkan.



Tony Alessandra dan Michael J. O’Connor:
Dalam bukunya yang berjudul People Smarts, Tony Alessandra dan Michael J. O’Connor menggolongkan tipe manusia menjadi:

Tipe direktur

Orang yang bertipe direktur memiliki kebutuhan batin untuk memimpin dan memegang pengendalian pribadi, menguasai orang lain dan situasi. Mereka ingin mencapai tujuan sendiri karena kebutuhan utama mereka adalah mencapai tujuan. Komponen direktur yang kurang positif adalah keras kepala, tidak sabar dan sikap keras. Direktur memproses data secara konseptual dengan menggunakan pertimbangan deduktif – dari informasi umum ke spesifik. Mereka lebih nyaman menggunakan otak bagian kiri dibandingan dengan otak bagian kanan. Direktur ingin mengetahui lini dasarnya, mereka tidak ingin membuang-buang waktu, beri mereka informasi yang cukup mengenai produk yang dijual, bicarakan langsung ke tujuan. Sarankan pemecahan dengan konsekuensi yang didefinisikan dengan jelas dan disepakati disamping imbalan yang berhubungan secara spesifik dengan tujuan mereka.

Ahli pergaulan

Ahli pergaulan yang mudah bergaul dan bersifat terbuka suka pergi ketempat adanya tindakan. Secara khas, mereka dari luar tampak penuh semangat atau punya langkah cepat, dan berhubungan cenderung secara alami mengambil prioritas diatas tugas. Ahli pergaulan berusaha mempengaruhi orang lain dengan cara yang optimistis dan terfokus pada hasil positif, apakah di lingkungan kerja atau sosial. Ahli pergaulan menginginkan kekaguman dari orang lain. Kekuatan utama ahli pergaulan adalah antusias mereka, disamping kemampuan membujuk dan keramahan mereka. Kelemahan alami ahli pergaulan termasuk suka terlalu banyak terlibat, tidak sabar, takut sendirian, dan punya rentang perhatian yang pendek. Semua kelemahan ini menyebabkan mereka jadi mudah bosan. Dalam menjual produk pada ahli pergaulan, si penjual harus menjadi pendengar yang penuh rasa empati. Berikan umpan balik yang positif dan biarkan mereka tahu bahwa si pendengar memahaminya dan bisa menghubungkannya dengan apa yang mereka rasakan. Gunakan kata-kata perasaan, jangan kata-kata pikiran. Berikan ilustrasi dengan kisah-kisah dan kesaksian-kesaksian yang menghubungkan pada emosional mereka pada tujuan dan kepentingan mereka sendiri.

Ahli hubungan

Orang yang betipe ahli hubungan menginginkan rasa hormat. Mereka berfokus pada pembinaan kepercayaan dan mendapat kenalan karena mereka mengincar hubungan pribadi jangka panjang. Perilaku yang suka mendesak dan agresif mengesalkan mereka. Ahli hubungan berjuang untuk memperoleh keamanan. Ahli hubungan secara alami mudah bergaul dan merupakan tipe yang mudah diajak berhubungan secara rukun. Ahli hubungan cenderung suka merencanakan dan mengambil tindak lanjut sampai tuntas. Walaupun demikian, mereka mempunyai kesulitannya sendiri yang unik dengan bicara untuk mengutarakan sesuatu, mereka cenderung mengikuti orang lain dan keadaan walaupun dalam hati tidak setuju. Ahli hubungan ingin memelihara kestabilan, jadi mereka ingin mengetahui prosedur selangkah demi selangkah yang memenuhi kebutuhan mereka akan perincian dan tindakan sampai tuntas yang logis. Jadi dalam presentasi menjual produk, si penjual harus membuat daftar hal-hal spesifik, tunjukkan urutannya, dan berikan data. Bila mungkin, buatlah garis besar proposal. Penuhi kebutuhan mereka untuk mengetahui fakta, tetapi juga dapatkan perasaan pribadi dan emosi mereka dengan meminta masukan mereka. Buatlah mereka ikut terlibat dengan berfokus pada unsur manusiawi, yaitu bagaimana sesuatu mempengaruhi mereka dan hubungan mereka dengan orang lain. Hindari membuat mereka terburu-buru dan beri mereka kepastian pribadi dan kongkrit, kalau keadaan memungkinkan.

Tipe pemikir

Tipe pemikir lebih banyak memperhatikan kepuasan diri mereka daripada ucapan selamat. Mereka memilih keterlibatan dengan produk dan jasa dibawah keadaan yang spesifik, lebih suka lagi yang terkendali, sehingga proses dan hasil bisa benar. Karena kepentingan mereka adalah ketepatan, emosi manusia mungkin dinomor duakan oleh mereka. Kekuatan pemikir adalah ketepatan, bisa diandalkan, kemandirian, kejelasan dan keahlian menguji, mampu melakukan tindak lanjut sampai tuntas, dan keteraturan. Mereka sering berfokus pada harapan dan hasil. Mereka ingin tahu bagaimana segala hal bekerja sehingga mereka bisa mengevaluasi bagaimana cara berfungsinya yang benar. Untuk menjual pada tipe pemikir, si penjual harus mempersiapkan dirinya dengan benar agar bisa menjawab banyak pertanyaan dari tipe pemikir. Hindari pertemuan dengan obrolan pribadi atau sosial. Dokumentasikan “bagaimana” dan “mengapa” sesuatu bisa diterapkan. Beri mereka waktu untuk berpikir, hindari tindakan mendesak mereka mengambil keputusan dengan tergesa-gesa. Jelaskan segi pro dan kontranya dan berikan cerita yang lengkap.

James Gwee:

Dalam seminarnya, James Gwee menggolongkan tipe manusia menjadi:

Tipe penggerak

Tipe penggerak adalah seorang yang lincah dan suka tersenyum, dia sangat mengutamakan kehangatan dalam berhubungan, dan suka basa-basi terlebih dahulu sebelum masuk dalam topik. Tipe penggerak adalah seorang yang praktis dan over optimis, dia sering merasa sanggup menyelesaikan tugasnya tepat waktu padahal tidak. Mereka membuat keputusan lebih kearah perasaan daripada logika, jadi kalau ingin menjual produk pada pelanggan tipe ini buatlah mereka segembira mungkin sebelum menawarkan produk. Mereka mengutamakan kehangatan, jadi pada saat bertemu dengan pelanggan tipe ini berbasa-basilah terlebih dahulu, jangan langsung menawarkan produk yang ingin dijual. Dan jangan buat presentasi yang detail, karena tipe ini tidak suka yang detail-detail.

Tipe peresah

Tipe peresah kebutuhan dasarnya adalah rasa aman. Ketika berbicara, tipe peresah selalu mengeluh mengenai keadaan dirinya sendiri, mereka selalu melihat dirinya secara negatif. Bila menghadapi pelanggan tipe ini jangan menggunakan nada yang ceria dan jangan sekali-kali mengecilkan masalah mereka. Pada tipe yang lain, penjual biasanya selalu menawarkan produk mereka dengan melebihkan-lebihkan atau mengunggul-unggulkan produk yang mereka jual, tapi pada tipe peresah, penjual harus bilang bahwa produk mereka ada kekurangannya, karena orang yang bertipe peresah tidak pernah percaya kalau ada produk yang sempurna. Tipe peresah membuat keputusan bukan pada produk mana yang paling bagus tapi keputusannya berdasarkan pada produk mana yang kekurangannya paling sedikit. Jangan terlalu banyak menyuruh tipe ini membuat keputusan, tapi cobalah untuk mengarahkan dalam memilih. Jadi dengan kata lain, pada pelanggan tipe ini, si penjual harus mengarahkan, meyakinkan dan menenangkan pelanggan.

Tipe politikus

Tipe politikus selalu merasa benar sendiri dan orang lain selalu salah. Suasana ruangan tipe politikus tidak hangat, di dinding kantornya penuh dengan ijasah dan foto-foto dengan pejabat. Mereka power crazy jadi dalam berbicara dengan mereka harus tinggikan egonya, puji-puji mereka. Dalam menulis proposal, isi proposal tidak perlu menggunakan font yang besar, cukup font yang biasa-biasa saja, tapi yang harus diingat bahwa pada bagian nama dan gelarnya, jangan lupa memperbesar font-nya agar kelihatan lebih menonjol. Berbicara dengan tipe ini harus dengan nada kagum, karena mereka menyukai kekaguman dari orang lain.

Tipe seniman

Tipe seniman kebutuhan dasarnya adalah ingin menciptakan sesuatu dan selalu menghargai sesuatu yang kreatif dan inovatif. Pakaian tipe ini selalu rapi dan bersih walaupun seharian berada di lapangan. Tipe seniman memiliki sifat introvert, dia sangat menjaga privasi dan tidak pernah menanyakan sesuatu yang pribadi pada orang lain, maka jangan sekali-kali menanyakan hal pribadi pada mereka. Tipe seniman biasanya dalam berpikir tidak dilontarkan tapi berbicara sendiri dalam hatinya, jadi jangan menginterupsi dengan menanyakan sesuatu pada saat mereka sedang berpikir. Pada proposal, buatlah proposal yang berwarna-warni, jangan banyak kata-kata tapi perbanyak gambar, lebih tonjolkan sisi kreatif dan inovatif dari produk, kemasan dan service.

Tipe insinyur

Tipe insinyur adalah seseorang yang ingin menyelesaikan masalah. Mereka sangat rinci. Tipe insinyur sangat teratur, segalanya direncanakan matang-matang, jadi jangan sekali-kali menemui mereka tanpa membuat perjanjian terlebih dahulu. Dalam menjual, penjual harus mempunyai pengetahuan yang berbobot dalam produk yang ingin dijual, membuat pernyataan pada mereka harus didukung dengan bukti dan fakta. Bila perlu, ajaklah technical support bila ingin menjual produk pada orang yang bertipe ini, karena bila kita tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaannya yang detail maka percuma saja menjual dengan orang yang bertipe ini.

Tipe penggiat

Tipe penggiat selalu mengutamakan sukses secara materi. Mereka suka memakai barang-barang yang aspal, yang murah-murah, tapi mereka tidak malu untuk memakainya. Mereka suka barang yang mirip yang asli, tidak mengutamakan kualitas, tapi yang terpenting adalah harga yang murah. Menghadapi orang yang bertipe ini, penjual harus menonjolkan harga yang murah atau discount yang besar atau besarnya komisi yang didapat bila menjual produk yang ditawarkan.

Tipe normal

Tipe normal adalah orang-orang yang ingin diterima oleh masyarakat sehingga mereka selalu menyesuaikan diri supaya tidak tampil menyolok. Orang yang bertipe normal seperti bunglon, selalu merubah gayanya sesuai dengan lingkungan. Jadi kalau ingin menjual produk pada pelanggan yang bertipe ini selalu bandingkan dengan orang-orang umumnya. Misalnya: “Kebanyakan orang-orang memakai produk seperti ini”, dll.

Teori-teori diatas memiliki keunikannya sendiri-sendiri, tidak ada yang lebih unggul, tidak ada yang lebih bagus satu dari yang lainnya. Tinggal memilih teori mana yang lebih sreg untuk dipakai.

Selamat berjualan… :

Baca Selengkapnya...

Senin, 22 Juni 2009

KISAH SIBELALANG DAN ANJING


Di suatu hutan, hiduplah seekor belalang muda yang cerdik. Belalang muda ini adalah belalang yang lompatannya paling tinggi diantara sesama belalang yang lainnya.

Belalang muda ini sangat membanggakan kemampuan lompatannya ini. Sehari-harinya belalang tersebut melompat dari atas tanah ke dahan-dahan pohon yang tinggi, dan kemudian makan daun-daunan yang ada di atas pohon tersebut. Dari atas pohon tersebut belalang dapat melihat satu desa di kejauhan yang kelihatannya indah dan sejuk. Timbul satu keinginan di dalam hatinya untuk suatu saat dapat pergi kesana.

Suatu hari, saat yang dinantikan itu tibalah. Teman setianya, seekor burung merpati, mengajaknya untuk terbang dan pergi ke desa tersebut. Dengan semangat yang meluap-luap, kedua binatang itu pergi bersama ke desa tersebut. Setelah mendarat mereka mulai
berjalan-jalan melihat keindahan desa itu. Akhirnya mereka sampai di suatu taman yang indah berpagar tinggi, yang dijaga oleh seekor anjing besar.

Belalang itu bertanya kepada anjing,
"Siapakah kamu, dan apa yang kamu lakukan disini?"

"Aku adalah anjing penjaga taman ini. Aku dipilih oleh majikanku karena aku adalah anjing terbaik di desa ini"
jawab anjing dengan sombongnya.

Mendengar perkataan si anjing, panaslah hati belalang muda. Dia
lalu berkata lagi "Hmm, tidak semua binatang bisa kau kalahkan. Aku menantangmu untuk membuktikan bahwa aku bisa mengalahkanmu. Aku menantangmu untuk bertanding melompat, siapakah yang paling tinggi diantara kita".

"Baik", jawab si anjing. "Di depan sana ada pagar yang tinggi. Mari kita bertanding, siapakah yang bisa melompati pagar tersebut". Keduanya lalu berbarengan menuju ke pagar tersebut. Kesempatan pertama adalah si anjing. Setelah mengambil ancang-ancang, anjing itu
lalu berlari dengan kencang, melompat, dan berhasil melompati pagar yang setinggi orang dewasa tersebut. Kesempatan berikutnya adalah si belalang muda. Dengan sekuat tenaga belalang tersebut melompat.

Namun ternyata kekuatan lompatannya hanya mencapai tiga perempat tinggi pagar tersebut, dan kemudian belalang itu jatuh kembali ke tempatnya semula. Dia lalu mencoba melompat lagi dan melompat lagi, namun ternyata gagal pula.

Si anjing lalu menghampiri belalang dan sambil tertawa berkata ,"Nah belalang, apa lagi yang mau kamu katakan sekarang ? Kamu sudah kalah".
"Belum", jawab si belalang. "Tantangan pertama tadi kamu yang menentukan. Beranikah kamu sekarang jika saya yang menentukan tantangan kedua ?"
"Apapun tantangan itu, aku siap" tukas si anjing. Belalang lalu berkata lagi, "Tantangan kedua ini sederhana saja. Kita berlomba melompat di tempat. Pemenangnya akan diukur bukan dari seberapa tinggi dia melompat, dari diukur dari lompatan yang dilakukan
tersebut berapa kali tinggi tubuhnya".
anjing kembali yang mencoba pertama kali. Dari hasil lompatannya, ternyata anjing berhasil melompat setinggi empat kali tinggi tubuhnya. Berikutnya adalah giliran si belalang. Lompatan belalang hanya setinggi setengah dari lompatan anjing, namun ketinggian
lompatan tersebut ternyata setara dengan empat puluh kali tinggi tubuhnya. Dan belalang pun menjadi pemenang untuk lomba yang kedua ini. Kali ini anjing menghampiri belalang dengan rasa kagum. "Hebat. Kamu menjadi pemenang untuk perlombaan kedua ini. Tapi
pemenangnya belum ada. Kita masih harus mengadakan lomba ketiga", kata si anjing.

"Tidak perlu", jawab si belalang. "Karena pada dasarnya pemenang dari setiap perlombaan yang kita adakan adalah mereka yang menentukan standard perlombaannya. Pada saat lomba pertama kamu yang menentukan standard perlombaannya dan kamu yang menang. Demikian pula lomba kedua saya yang menentukan, saya pula yang menang.

INTINYA ADALAH, KAMU DAN SAYA MEMPUNYAI POTENSI DAN STANDARD YANG BERBEDA TENTANG KEMENANGAN. ADALAH TIDAK BIJAKSANA MEMBANDINGKAN POTENSI KITA DENGAN YANG LAIN.

KEMENANGAN SEJATI ADALAH KETIKA DENGAN POTENSI YANG KAMU MILIKI, KAMU BISA MELAMPAUI STANDARD DIRIMU SENDIRI.

REFLECTION :
Rekan-rekan yang terkasih, seberapakah tinggikah anda `melompat' ? Dalam kehidupan, seringkali tanpa sadar kita mencoba membandingkan kemajuan dan perkembangan diri kita dengan standard orang lain. Dan seringkali lebih banyak kekecewaan daripada kebahagiaan yang didapat. Mengapa ? Karena kita masing-masing dilahirkan dengan potensi yang berbeda, dengan bakat yang berbeda, dalam lingkungan yang berbeda, dan cara pandang yang berbeda tentang kehidupan. Cara yang tepat untuk mengukur seberapa jauh diri kita telah berkembang dan maju, adalah membandingkan diri kita saat ini dengan diri kita dimasa lalu. Apakah anda hari ini lebih kaya dibanding setahun yang lalu ?
Apakah anda hari ini lebih bisa mengontrol emosi dibanding bulan lalu ? Apakah anda hari ini lebih sehat dibanding kemarin ? Apakah anda hari ini lebih bijaksana dibanding setahun yang lalu ? Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain, namun
kemenangan atas diri sendiri.

Buat diri anda hari ini selalu lebih baik dari hari kemarin.

Baca Selengkapnya...

MENCEGAH MANIPULASI SALES FORCE


Bagi Kita yang menggeluti dunia penjualan maka kejadian adanya Salesman yang melakukan manipulasi sudah sering Kita alami, pertanyaannya adalah kenapa mereka tergoda untuk melakukan manipulasi ? mari kita coba mendata hal – hal apa saja yang mempengaruhi Salesman melakukan manipulasi, mulai dari apakah gaji kekecilan, hingga kurangnya kontrol atasan terhadap kinerja Salesmannya.

Kita sering mendengar bahwa setiap manusia memiliki 3 (tiga) unsur yang dapat membuat manusia itu Sukses atau Gagal, yaitu :

Attitude : Merupakan modal utama setiap orang yang sangat berpengaruh terhadap keputusan untuk memilih jalan hidupnya

Knowledge : Merupakan panduan setiap orang untuk mengetahui dengan pasti kenapa harus memilih jalan hidup yang ini kok bukan yang itu

Skill : Merupakan ketrampilan yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang untuk mengelola kehidupannya sehingga ia sanggup mengatasi setiap kendala yang ditemui

Ketiga hal tersebut ibaratnya sebuah pisau dapur apakah akan digunakan untuk memasak atau untuk membunuh, sehingga kita harus mampu mengendalikan personil yang secara alamiah telah memiliki ketiganya.

Banyak cara untuk mengendalikan Attitude, Skill & Knowledge (ASK) antara lain :

1.Job Specification,
Jangan sampai kita membeli kucing dalam karung, untuk itu sebelum dilakukan rekruitmen kita harus sudah mempunyai kriteria calon karyawan yang diinginkan versus pekerjaan yang akan menjadi tanggungjawabnya. Dengan demikian proses rekruitmen harus dilakukan dengan sangat hati – hati sehingga mulai dari interview, pengecekan referensi kerja ditempat sebelumnya dan psikotest ditempat yang memahami apa yang diinginkan oleh perusahaan.

2.Training & Coaching,
hal ini diperlukan untuk memudahkan personil dalam memisahkan do vs don’t sehingga pedoman paradigma yang dipilih tidak salah alias sesuai dengan harapan dan menghasilkan kinerja yang dapat diandalkan. Namun perlu dicermati bahwa Training & Coaching saja tidak cukup untuk menjamin ASK diterapkan secara positif, karena banyak dari kita berpikir bahwa dengan training & Coaching maka segala urusan menjadi beres. Training & Coaching yang Paling baik adalah yang diterapkan dalam menjalankan pekerjaan sehari – hari.

3.Probation Period,
Kita belum punya pengalaman tentang Salesman yang kita rekrut makanya diperlukan adanya masa percobaan jabatan, dalam periode tersebut kita harus memiliki Key Performance Indicator sesuai dengan target – target yang telah disepakati bersama antara pihak Salesman dengan manajemen perusahaan, sehingga pada saat Salesman dinyatakan lulus atau tidak lulus masa percobaan kedua belah pihak sama – sama berpedoman kepada tolok ukur yang sama, tidak perlu membuang waktu dengan memperdebatkan ketidakjelasan penilaian.

4.Evaluation & Analysist,
Secara periodik kinerja Salesman harus diukur dengan teliti, hal ini diperlukan untuk menjaga konsistensi performance Salesman tersebut, hasil dari Evaluasi dan analisa kinerja harus dikomunikasikan kepada Salesman yang bersangkutan, sehingga ia menjadi paham point mana saja yang harus menjadi fokus untuk segera ia perbaiki guna mempertahankan dan meningkatkan performancenya.

5.Strictly Control,
Pengawasan dengan kadar yang sangat ketat harus mampu dilakukan oleh atasan yang membawahi Salesman, caranya antara lain menjadwalkan kunjungan rutin ke seluruh pelanggan untuk menggali lebih dalam apakah yang dikerjakan Salesman sudah sesuai dengan standart prosedur kerja salesman.

6.Consistently Reminder,
Daya tahan Salesman mengingat apa yang telah diinstruksikan tidak lebih dari 8 jam, untuk itu kita harus selalu mengingatkan mereka minimal 2 (Dua) kali dalam sehari yaitu pagi hari sebelum mereka berangkat dan sore hari pada saat mereka akan kembali ke rumah, materi yang harus diingatkan kepada mereka antara lain target – target yang harus dicapai, program promosi yang harus dipresentasikan kepada pelanggan, mencatat keluhan pelanggan atas pelayanan yang diberikan, komitmen pencapaian target – target dan analisanya jika tidak terealisasi sesuai dengan estimasi.

7.Reward & Punishment,
Kita harus berani membudayakan kebiasaan Reward & Punishment, artinya segala tindakan pasti ada konsekuensinya, jika Salesman berprestasi maka ia akan diganjar dengan kenaikan salary atau promosi jabatan atau reward dalam bentuk lain namun sebaliknya jika tidak berprestasi akan dihadiahi dengan mutasi atau punishment lainnya.

8.AR (account Receivable) Control
Hal ini sangat penting untuk diikuti, karena lengah sedikit akan mudah diselewengkan,. untuk mengontrolnya paling tidak mulai dari credit limit, dan TOP (term of payment) yang sesuai aturan main, dan yang penting untuk piutang yang sehat overdue tidak boleh lebih dari 10% jadi jika ada indikasi overdue lebih dari 10% harus segera dilakukan check dan pengetatan piutang, sebelum manipulasi data semakin parah.

Kedelapan hal diatas tidak akan berarti apa – apa bila tidak dilakukan dengan konsistensi tinggi sebab Salesman akan dengan mudah membaca pola manajemen kapan saat manajemen lengah dan Salesman dapat memanfaatkan kesempatan untuk melakukan manipulasi, selain itu manajemen juga dituntut selalu mengasah diri agar menjadi semakin tajam. Selamat mengerjakan !!!!

Baca Selengkapnya...

Minggu, 21 Juni 2009

EMPAT TYPE MANUSIA MENGHADAPI KESULITAN HIDUP



Temans menurut "John Gray"
"Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita
untuk tumbuh" (John Gray)


Temans, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih,
hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai
seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan
masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan
cepat dan tak jarang mengagetkan.

Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan
sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari.
Pada kesempatan ini, akan saya jelaskan empat tipe orang
dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi
satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.

Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia
ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi,
rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada
saat kesulitan terjadi.

Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa
tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini
perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan
hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon
generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang
menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan.
Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega.
Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan
kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan
dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika
situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan
tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu
menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.

Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa.
Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya
menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau
mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam
hidupnya.

Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi
tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah
Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi.
Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu,
dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera
melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai
lagi.

Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan
terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini
karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih
termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat
ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Seperti
kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu
biografinya.

Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah,
sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah
yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat
finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang
kepala regional sales yang performance- nya bagus sekali.

Bangun network

Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru
dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke
daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti
rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun
netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun
kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam
daerah tiga top sales.

Nah, temans, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah
Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda?
Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini.
Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe
selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola
pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi
suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?

Disarikan dari: 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup oleh Anthony Dio Martin.

Baca Selengkapnya...

EMBER DAN BATU


Dalam satu seminarnya mengenai seven habits "Steven Covey" menaruh sebuah ember besar di atas meja di depan peserta seminar, selain ember Dia menyiapkan satu karung batu besar, satu karung batu kecil(kerikil), satu karung pasir.
Kemudian Dia mengisi ember tersebut dengan batu-batu besar lalu ia bertanya pada peserta seminar "apakah ember ini masih bisa diisi?"peserta seminar menjawab "tidak ember itu sudah penuh",Covey berkata "belum",lalu dia memasukan batu 2 kerikil kecil kedalam ember tersebut lalu ia bertanya lagi"apakah ember ini sudah penuh?","sudah"jawab peserta seminar,lalu Dia berkata "belum",lalu dia mengambil pasir dan memasukannya kedalam ember tersebut dan menggoyang2 ember tersebut sehingga pasir juga masih bisa masuk sampai ember itu benar2 penuh, lalu bertanya lagi kepada para perserta seminarnya dan dijawab "sudah"."ya " jawabnya "sekarang ember ini sudah penuh".

Kemudian Covey mengeluarkan semua yang ada diember, dan Dia memanggil salah satu peserta seminar untuk maju kedepan, dan dia memerintahkan peserta yang tadi maju untuk memulai memasukkan barang2 yang ada, tetapi kali ini dimulai dari pasir terlebih dahulu, apa yang terjadi? ya setelah pasir dimasukkan dan kerikil mau dimasukkan ember tersebut sudah penuh, kerikil sudah tidak bisa dimasukkan apalagi batu2 besar.

Kemudian Covey menjelaskan maksud dari ilustrasi ember dan batu tersebut;

Bahwa dalam pekerjaan atau kehidupan kita kadang kadang merasa sudah tidak punya waktu, seolah-olah waktu kita habis oleh pekerjaan yang banyak dan menumpuk, Covey menjelaskan bahwa waktu kita habis oleh pekerjaan/hal2 yang kecil atau sifatnya rutinitas seperti pasir yang masuk kedalam ember, sehingga pekerjaan pekerjaan atau hal hal yang penting kadang menjadi tidak terselesaikan, dalam hal ini kalau anda seorang lead atau pimpinan hal-hal yang sifatnya rutinitas harusnya sudah bisa didelegasikan sehingga Kita masih bisa memikirkan hal-hal/pekerjaan yang sifatnya strategis, karena 80 % dari waktu kita sebenarnya kepakai untuk mengerjakan hal-hal yang sifatnya rutinitas. demikian juga untuk rekan-rekan sales kadang lupa memikirkan big costumer yang menyumbangkan 80% penjualan, jadi kalau bisa supervisor / area manager untuk memikirkan big customer biarlah yang retail didelegasikan ke salesman kita bantu memantau dan sekali kali mengontrolnya. Jadi kalau Kita merasa tidak punya waktu untuk pekerjaan kita atau kehidupan kita, perlu dievaluasi dulu apakah kita salah memasukkan prioritas pekerjaan yaitu pekerjaan yang sifatnya rutinitas menjadi prioritas utama seperti pasir yang dimasukkan pertama kedalam ember sehingga pekerjaan yang utama menjadi tidak terselesaikan.

ilustrasi diatas mengajarkan kita agar memulai sesuatu dengan hal2 besar/pekerjaan utama baru kemudian diikuti hal2 kecil/pekerjaan yang sifatnya rutin dalam hidup kita maupun pekerjaan kita . Batu di dlm ilustrasi diatas menggambarkan sesuatu yg besar yg artinya sesuatu yg penting lalu diikuti dengan hal2 kecil yg artinya sesuatu yg tidak terlalu penting.sering kali kita memasukkan sesuatu yg lecil dulu dalam kehidupan kita tidak mempunyai ruang yang cukup lagi untuk memasukkan hal2 besar/pekerjaan yang penting padahal itu penting. Jadi tidak alasan untuk tidak punya waktu didalam pekerjaan atau kehidupan Kita. Selamat menerapkan prinsip ini!!

Baca Selengkapnya...

Kamis, 18 Juni 2009

MENJUAL SISIR PADA BHIKSU


Ini cerita dari mailing yang menginspirasi tentang sales, terutama buat rekan-rekan Aguaria, bersyukurlah produk yang Kita jual adalah Air minum yang merupakan kebutuhan sehari-hari, jadi saya pikir tidak begitu sulit tinggal kemauan dan sedikit kreatifitas dari rekan-rekan sales menjadi tidak sulit. Coba Kita renungkan dari cerita ini dan Kita ambil intinya untuk Kita terapkan dalam kegiatan Kita sehari-hari di dunia sales.

Pertanyaan :
Jika perusahaan dimana anda bekerja, adalah sebuah perusahaan pembuat SISIR, memberi tugas untuk menjual sisir pada para biksu di wihara (yang semua kepalanya gundul) -- Bisakah anda melakukannya? Apa jawaban anda ?
a) Tidak mungkin, itu mustahil
b) Gile Loe
c) Aku akan mencoba untuk melaksanakan instruksi bos saya
d) Baiklah, saya akan coba
e) Ya, saya pikir bisa menjualnya (5 buah, 10 buah, 50 buah atau lebih, sebutkanlah jumlahnya)
Pilih satu jawaban dan baca tulisan di bawah untuk melihat apakah anda termasuk orang yang berjiwa sukses atau tidak.

Cerita : MENJUAL SISIR PADA BIKSU

Ada sebuah perusahaan "pembuat sisir" yang ingin mengembangkan bisnisnya, sehingga management ingin merekrut seorang sales manager yang baru.
Perusahaan itu memasang IKLAN pada surat kabar. Tiap hari banyak orang yang datang mengikuti wawancara yang diadakan ... jika ditotal jumlahnya hampir seratus orang hanya dalam beberapa hari.

Kini, perusahaan itu menghadapi masalah untuk menemukan calon yang tepat di posisi tersebut. Sehingga si pewawancara membuat sebuah tugas yang sangat sulit untuk setiap orang yang akan mengikuti wawancara terakhir.
Tugasnya adalah : Menjual sisir pada para biksu di wihara.
Hanya ada 3 calon yang bertahan untuk mencoba tantangan di wawancara terakhir ini. (Mr. A, Mr. B, Mr.. C)
Pimpinan pewawancara memberi tugas :
"Sekarang saya ingin anda bertiga menjual sisir dari kayu ini kepada para biksu di wihara. Anda semua hanya diberi waktu 10 hari dan harus kembali untuk memberikan laporan setelah itu."
Setelah 10 hari, mereka memberikan laporan.
Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. A :
"Berapa banyak yang sudah anda jual?"
Mr. A menjawab: "Hanya SATU."
Si pewawancara bertanya lagi : "Bagaimana caranya anda menjual?"
Mr. A menjawab:
" Para biksu di wihara itu marah-marah saat saya menunjukkan sisir pada mereka. Tapi saat saya berjalan menuruni bukit, saya berjumpa dengan seorang biksu muda - dan dia membeli sisir itu untuk menggaruk kepalanya yang ketombean."
Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. B :
"Berapa banyak yang sudah anda jual?"
Mr. B menjawab : "SEPULUH buah."
"Saya pergi ke sebuah wihara dan memperhatikan banyak peziarah yang rambutnya acak-acakan karena angin kencang yang bertiup di luar wihara. Biksu di dalam wihara itu mendengar saran saya dan membeli 10 sisir untuk para peziarah agar mereka menunjukkan rasa hormat pada patung sang Buddha."
Kemudian , Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. C :
"Bagaimana dengan anda?"
Mr. C menjawab: "SERIBU buah!"
Si pewawancara dan dua orang pelamar yang lain terheran-heran.
Si pewawancara bertanya : "Bagaimana anda bisa melakukan hal itu?"
Mr. C menjawab:
"Saya pergi ke sebuah wihara terkenal. Setelah melakukan pengamatan beberapa hari, saya menemukan bahwa banyak turis yang datang berkunjung ke sana . Kemudian saya berkata pada biksu pimpinan wihara, 'Sifu, saya melihat banyak peziarah yang datang ke sini. Jika sifu bisa memberi mereka sebuah cindera mata, maka itu akan lebih menggembirakan hati mereka.' Saya bilang padanya bahwa saya punya banyak sisir dan memintanya untuk membubuhkan tanda tangan pada setiap sisir sebagai sebuah hadiah bagi para peziarah di wihara itu. Biksu pimpinan wihara itu sangat senang dan langsung memesan 1,000 buah sisir!"

MORAL DARI CERITA
Universitas Harvard telah melakukan riset, dengan hasil :
1) 85% kesuksesan itu adalah karena SIKAP dan 15% adalah karena kemampuan.
2) SIKAP itu lebih penting dari kepandaian, keahlian khusus dan keberuntungan.
Dengan kata lain, pengetahuan profesional hanya menyumbang 15% dari sebuah kesuksesan seseorang dan 85% adalah pemberdayaan diri, hubungan sosial dan adaptasi. Kesuksesan dan kegagalan bergantung pada bagaimana sikap kita menghadapi masalah.

Dalai Lama biasa berkata :
"Jika anda hanya punya sebuah pelayaran yang lancar dalam hidup, maka anda akan lemah. Lingkungan yang keras membantu untuk membentuk pribadi anda, sehingga anda memiliki nyali untuk menyelesaikan semua masalah."

"Anda mungkin bertanya mengapa kita selalu berpegang teguh pada harapan. Ini karena harapan adalah : hal yang membuat kita bisa terus melangkah dengan mantap, berdiri teguh - dimana pengharapan hanyalah sebuah awal. Sedangkan segala sesuatu yang tidak diharapkan .... adalah hal yang akan mengubah hidup kita."
Meredith Grey, Grey's Anatomy - Season 3

Ingatlah, saat keadaan ekonomi baik, banyak orang jatuh bangkrut. Tapi saat keadaan ekonomi buruk, banyak jutawan baru baru yang bermunculan.. Jadi, dengan sepenuh hati terapkanlah SIKAP kerja yang benar 85%. Jadi apapun kesulitannya jika Kita mencoba dan berusaha dengan melihat kesempatan yang ada apapun pasti ada jalan keluarnya, jadilah pemenang bukan pecundang !!!

"SUKSES SELALU"

Baca Selengkapnya...

Minggu, 14 Juni 2009

BERSYUKURLAH !!! SEBELUM SEMUANYA HILANG !!


Cerita yang banyak dikirim teman2 ini banyak maknanya, termasuk untuk teman-teman di sales/marketing Kita bisa ambil maknanya?, yaitu; cerita mengenai skenario ucapan terima kasih ketika HP Kita jatuh;


Skenario 1
Andaikan kita sedang naik di sebuah kereta ekonomi.
Karena tidak mendapatkan tempat duduk, kita berdiri di dalam gerbong
tersebut.
Suasana cukup ramai meskipun masih ada tempat bagi kita untuk menggoyang-goyangkan kaki.
Kita tidak menyadari handphone kita terjatuh.

Ada orang yang melihatnya, memungutnya dan langsung mengembalikannya kepada kita.
"Pak, handphone bapak barusan jatuh nih," kata orang tersebut seraya memberikan handphone milik kita.

Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?
Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu saja.

Skenario 2
Sekarang kita beralih kepada skenario kedua.
Handphone kita terjatuh dan ada orang yang melihatnya dan memungutnya.
Orang itu tahu handphone itu milik kita tetapi tidak langsung memberikannya kepada kita.
Hingga tiba saatnya kita akan turun dari kereta, kita baru menyadari handphone kita hilang.

Sesaat sebelum kita turun dari kereta, orang itu ngembalikan handphone kita sambil berkata, "Pak, handphone bapak barusan jatuh nih."
Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut?
Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih juga kepada orang tersebut.
Rasa terima kasih yang kita berikan akan lebih besar daripada rasa terima kasih yang kita berikan pada orang di skenario pertama (orang yang langsung memberikan handphone itu kepada kita).
Setelah itu mungkin kita akan langsung turun dari kereta.

Skenario 3
Marilah kita beralih kepada skenario ketiga.

Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, hingga kita menyadari handphone kita tidak ada di kantong kita saat kita sudah turun dari kereta.
Kita pun panik dan segera menelepon ke nomor handphone kita, berharap ada orang baik yang menemukan handphone kita dan bersedia mengembalikannya kepada kita.

Orang yang sejak tadi menemukan handphone kita (namun tidak memberikannya kepada kita) menjawab telepon kita.
"Halo, selamat siang, Pak. Saya pemilik handphone yang ada pada bapak sekarang," kita mencoba bicara kepada orang yang sangat kita harapkan berbaik hati mengembalikan handphone itu kembali kepada kita.

Orang yang menemukan handphone kita berkata,
"Oh, ini handphone bapak ya.
Oke deh, nanti saya akan turun di stasiun berikut.
Biar bapak ambil di sana nanti ya."

Dengan sedikit rasa lega dan penuh harapan, kita pun pergi ke stasiun berikut dan menemui "orang baik" tersebut.
Orang itu pun memberikan handphone kita yang telah hilang.
Apa yang akan kita lakukan pada orang tersebut?

Satu hal yang pasti, kita akan mengucapkan terima kasih, dan sepertinya akan lebih besar daripada rasa terima kasih kita pada skenario kedua, bukan?
Bukan tidak mungkin kali ini kita akan memberikan hadiah kecil kepada orang yang menemukan handphone kita tersebut.

Skenario 4
Terakhir, mari kita perhatikan skenario keempat.

Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, kita turun dari kereta dan menyadari bahwa handphone kita telah hilang, kita mencoba menelepon tetapi tidak ada yang mengangkat.
Sampai akhirnya kita tiba di rumah.

Malam harinya, kita mencoba mengirimkan SMS :
"Bapak / Ibu yang budiman.
Saya adalah pemilik handphone yang ada pada bapak / ibu sekarang.
Saya sangat mengharapkan kebaikan hati bapak / ibu untuk dapat
mengembalikan handphone itu kepada saya.
Saya akan memberikan imbalan sepantasnya. "

SMS pun dikirim dan tidak ada balasan.

Kita sudah putus asa.

Kita kembali mengingat betapa banyaknya data penting yang ada di dalam handphone kita.
Ada begitu banyak nomor telepon teman kita yang ikut hilang bersamanya.
Hingga akhirnya beberapa hari kemudian, orang yang menemukan handphone kita menjawab SMS kita, dan mengajak ketemuan untuk mengembalikan handphone tersebut.

Bagaimana kira-kira perasaan kita?
Tentunya kita akan sangat senang dan segera pergi ke tempat yang
diberikan oleh orang itu.
Kita pun sampai di sana dan orang itu mengembalikan handphone kita.
Apa yang akan kita berikan kepada orang tersebut?

Kita pasti akan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepadanya, dan mungkin kita akan memberikannya hadiah (yang kemungkinan besar lebih berharga dibandingkan hadiah yang mungkin kita berikan di skenario
ketiga).

MORAL OF THE STORY

Apa yang kita dapatkan dari empat skenario cerita di atas?

Pada keempat skenario tersebut, kita sama-sama kehilangan handphone, dan ada orang yang menemukannya.

Orang pertama menemukannya dan langsung mengembalikannya kepada kita.
Kita berikan dia ucapan terima kasih.

Orang kedua menemukannya dan memberikan kepada kita sesaat sebelum kita turun dari kereta.
Kita berikan dia ucapan terima kasih yang lebih besar.

Orang ketiga menemukannya dan memberikan kepada kita setelah kita turun dari kereta.
Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah dengan sedikit hadiah.

Orang keempat menemukannya, menyimpannya selama beberapa hari, setelah itu baru mengembalikannya kepada kita.
Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah hadiah yang lebih besar.

Ada sebuah hal yang aneh di sini.
Cobalah pikirkan, di antara keempat orang di atas, siapakah yang paling baik?
Tentunya orang yang menemukannya dan langsung memberikannya kepada kita, bukan?
Dia adalah orang pada skenario pertama.

Namun ironisnya, dialah yang mendapatkan reward paling sedikit di antara empat orang di atas.

Manakah orang yang paling tidak baik?
Tentunya orang pada skenario keempat, karena dia telah membuat kita menunggu beberapa hari dan mungkin saja memanfaatkan handphone kita tersebut selama itu.

Namun, ternyata dia adalah orang yang akan kita berikan reward paling besar.

Apa yang sebenarnya terjadi di sini?
Kita memberikan reward kepada keempat orang tersebut secara tulus, tetapi orang yang seharusnya lebih baik dan lebih pantas mendapatkan banyak, kita berikan lebih sedikit.

OK, kenapa bisa begitu?

Ini karena rasa kehilangan yang kita alami semakin bertambah di setiap skenario.

Pada skenario pertama, kita belum berasa kehilangan karena kita belum sadar handphone kita jatuh, dan kita telah mendapatkannya kembali.

Pada skenario kedua, kita juga belum merasakan kehilangan karena saat itu kita belum sadar, tetapi kita membayangkan rasa kehilangan yang mungkin akan kita alami seandainya saat itu kita sudah turun dari kereta.

Pada skenario ketiga, kita sempat merasakan kehilangan, namun tidak lama kita mendapatkan kelegaan dan harapan kita akan mendapatkan handphone kita kembali.

Pada skenario keempat, kita sangat merasakan kehilangan itu.

Kita mungkin berpikir untuk memberikan sesuatu yang besar kepada orang yang menemukan handphone kita, asalkan handphone itu bisa kembali kepada kita.

Rasa kehilangan yang bertambah menyebabkan kita semakin menghargai handphone yang kita miliki.

Kesimpulan

Saat ini, adakah sesuatu yang kurang kita syukuri?

Apakah itu berupa rumah, handphone, teman-teman, kesempatan berkuliah, kesempatan bekerja, atau suatu hal lain.

Namun, apakah yang akan terjadi apabila segalanya hilang dari genggaman kita.
Kita pasti akan merasakan kehilangan yang luar biasa.

Saat itulah, kita baru dapat mensyukuri segala sesuatu yang telah hilang tersebut.

Namun, apakah kita perlu merasakan kehilangan itu agar kita dapat bersyukur?

Sebaiknya tidak.

Syukurilah segala yang kita miliki, termasuk hidup kita, selagi itu masih ada.
Jangan sampai kita menyesali karena tidak bersyukur ketika itu telah lenyap dari diri kita.

Jangan pernah mengeluh dengan segala hal yang belum diperoleh.
Bahagialah dengan segala hal yang telah diperoleh.

Sesungguhnya, hidup ini berisikan banyak kebahagiaan.
Bila kita mampu memandang dari sudut yang benar.

Untuk teman teman sales/markting, hal ini berhubungan dengan pelanggan kita, ingat mempertahankan pelanggan lebih murah daripada mendapatkannya kembali, kadang kita mengabaikan pelanggan pelanggan yang sudah menjadi pelanggan tetap kita, mungkin karena sudah merasa tidak ada masalah Kita kadang melupakan komunikasi sekecil apapun terhadap pelanggan yang sudah ada, Kadang mungkin untuk menelpon sekedar mengucapkan "Hello" pun malas, padahal mungkin biaya yang kita keluarkan sangat kecil. Tapi apa yang terjadi jika tiba-tiba pelanggan tersebut pindah atau mengambil produk kompetitor, yang terjadi adalah Anda akan mati-matian untuk merebutnya dengan iming-iming hadiah atau apapun yang nilainya lebih besar daripada kalau kita mau memperhatikan pelanggan tersebut sebelumnya, jadi perhatikanlah pelanggan anda walau sekecil apapun, walaupun pada saat mereka tidak ambil produk Kita, tetaplah jalin hubungan yang baik, ingat cerita diatas Kita tidak mau pada cerita skenario ke empat, aetelah kehilangan lama baru mencoba untuk mengambilnya kembali. Pada saat kondisi menurun saatnya anda menjalin dengan baik pelanggan-pelanggan Anda seolah-olah Anda merebutnya dari kompetitor. Jagalah dengan baik, dan tetap komunikasi siapapun atau sekecil apapun pelanggan anda !!! Layanilah pelanggan anda dengan hati ..... !
God bless you all..!

Baca Selengkapnya...

Kamis, 11 Juni 2009

TINGKATAN KEHIDUPAN YANG PENUH KEINDAHAN DAN KEBAHAGIAAN


Ini cerita dari talkshow Pak Gede Prama;

Gede Prama memulai talkshow dengan bercerita tentang tokoh asal Timur Tengah, Nasruddin.

Suatu hari, Nasruddin mencari sesuatu di halaman rumahnya yang penuh dengan pasir. Ternyata dia mencari jarum. Tetangganya yang merasa kasihan, ikut membantunya mencari jarum tersebut. Tetapi selama sejam mereka mencari, jarum itu tak ketemu juga.

Tetangganya bertanya, "Jarumnya jatuh dimana?"
"Jarumnya jatuh di dalam," jawab Nasruddin.
"Kalau jarum bisa jatuh di dalam, kenapa mencarinya di luar?" tanya tetangganya. Dengan ekspresi tanpa dosa, Nasruddin menjawab, "Karena di dalam gelap, di luar terang."

Begitulah, kata Gede Prama, perjalanan kita mencari kebahagiaan dan keindahan.
Sering kali kita mencarinya di luar dan tidak mendapat apa-apa.
Sedangkan daerah tergelap dalam mencari kebahagiaan dan keindahan, sebenarnya adalah daerah-daerah di dalam diri.

Justru letak 'sumur' kebahagiaan yang tak pernah kering, berada di dalam.
Tak perlu juga mencarinya jauh-jauh, karena 'sumur' itu berada di dalam semua orang.

Sayangnya karena faktor peradaban, keserakahan dan faktor lainnya, banyak orang mencari sumur itu di luar. Ada orang yang mencari bentuk kebahagiaannya dalam kehalusan kulit, jabatan, baju mahal, mobil bagus atau rumah indah.

Tetapi kenyataannya, setiap pencarian di luar tersebut akan berujung pada bukan apa-apa. Karena semua itu, tidak akan berlangsung lama.
Kulit, misalnya, akan keriput karena termakan usia, mobil mewah akan berganti dengan model terbaru, jabatan juga akan hilang karena pensiun.

"Setiap perjalanan mencari kebahagiaan dan keindahan di luar, akan selalu berujung pada bukan apa-apa, leads you nowhere. Setiap kekecewaan hidup yang jauh dari keindahan dan kebahagiaan, berangkat dari mencarinya di luar," tegas Gede Prama.

Untuk mencapai tingkatan kehidupan yang penuh keindahan dan kebahagiaan, seseorang harus melalui 5(lima) buah 'pintu' yang menuju ke tempat tersebut.

(1.Pintu pertama adalah stop comparing, start flowing.
"Stop membandingkan dengan yang lain. Seorang ayah atau ibu belajar untuk tidak membandingkan anak dengan yang lain. Karena setiap pembandingan akan membuat anak-anak mencari kebahagiaan di luar," ujar Gede Prama.

Setiap penderitaan hidup manusia, setiap bentuk ketidakindahan, menurut Gede Prama, dimulai dari membandingkan. Gede Prama mencontohkan orang kaya berkulit hitam yang tidak dapat menerima kenyataan bahwa dia berkulit hitam. Orang itu sering kali membandingkan dirinya dengan orang kulit putih.

"Uangnya banyak, mampu mengongkosi hobinya untuk operasi plastik. Sehingga orang yang hidup dari satu perbandingan ke perbandingan lain, maka hidupnya kurang lebih sama dengan seorang orang kaya itu. Leads you nowhere," kata Gede Prama dengan logatnya yang khas.

Karena itu, Gede Prama mengajak peserta ke sebuah titik, mengalir (flowing) menuju ke kehidupan yang paling indah di dunia, yaitu menjadi diri sendiri. Apa yang disebut flowing ini sesungguhnya sederhana saja.

Kita akan menemukan yang terbaik dari diri kita, ketika kita mulai belajar menerimanya. Sehingga kepercayaan diri juga dapat muncul.
Kepercayaan diri ini berkaitan dengan keyakinan-keyakinan yang kita bangun dari dalam.

"Tidak ada kehidupan yang paling indah dengan menjadi diri sendiri. Itulah keindahan yang sebenar-benarnya!" kata Gede Prama.


2.Pintu kedua menuju keindahan dan kebahagiaan adalah memberi.
Sebab utama kita berada di bumi ini, kata Gede Prama, adalah untuk memberi.
"Kalau masih ragu dengan kegiatan memberi, artinya kita harus memberi lebih banyak," ujar Gede Prama.
"Saya melihat ada 3 tangga emas kehidupan; I intend good, I do good and I am good.
Saya berniat baik, saya melakukan hal yang baik, kemudian saya menjadi orang baik.

Yang baik-baik itu bisa kita lakukan, bila kita konsentrasi pada hal memberi," lanjut Gede Prama lagi. Memberi tidak harus selalu dalam bentuk materi. Pemberian dapat berbentuk senyum, pelukan, perhatian. Dan setiap manusia yang sudah rajin memberi, dia akan memasuki wilayah beauty and happiness.

"Saya sering bertemu dengan orang-orang kaya. Ada yang suka memberi, ada yang pelit. Saya melihat orang yang tidak suka memberi, muka orang itu keringnya minta ampun.
Orang yang mukanya kering ini bertanya pada saya, apa rahasia kehidupan yang paling penting yang bisa saya bagi ke saya.
Saya bilang sleep well, eat well," ungkap Gede Prama sambil tersenyum.

Artinya memang, untuk ongkos untuk menjadi bahagia tidak mahal. Hanya saja orang sering kali memperumit hal yang sudah rumit. Kalau kita sederhanakan, sleep well, eat well akan jadi mudah jika diikuti dengan kegiatan memberi.

3.Pintu ketiga untuk menuju keindahan dan kebahagiaan adalah berawal dari semakin gelap hidup Anda, semakin terang cahaya Anda di dalam.
Perhatikanlah bintang di malam hari tampak bercahaya, jika langitnya gelap. Sedangkan, lilin di sebuah ruangan akan bercahaya bagus, jika ruangannya gelap.
Artinya, semakin Anda berhadapan dengan masalah dan cobaan dalam hidup, semakin bercahaya Anda dari dalam.

"Jika Anda punya suami yang keras dan marah-marah, jangan lupa bersyukurlah. Karena suami yang keras dan marah-marah, membuat sinar dari dalam diri Anda bercahaya.
Anda punya istri cerewetnya minta ampun? Bersyukurlah, karena orang cerewet adalah guru kehidupan terbaik. Paling tidak dari orang cerewet kita belajar tentang kesabaran.

Jika Anda punya atasan diktatornya minta ampun, bersyukurlah, karena Anda dapat belajar tentang kebijaksanaan," ujar Gede Prama membesarkan hati.


Orang yang pada akhirnya menemukan keindahan dan kebahagiaan, menurut Gede Prama, biasanya telah lulus dari universitas kesulitan. Semakin banyak kesulitan hidup yang kita hadapi, semakin diri kita bercahaya dari dalam. Mengutip perkataan Jamaluddin Rumi, semuanya dikirim sebagai pembimbing kehidupan dari sebuah tempat yang tidak terbayangkan.

"Tidak hanya orang cantik saja yang berguna, orang jelek juga berguna. Gunanya adalah karena orang jelek, orang cantik terlihat jadi tambah cantik," kata Gede Prama disambut tawa peserta. Jadi semuanya ada gunanya, untuk menghidupkan cahaya-cahaya beauty and happiness," tegasnya.

4.Pintu keempat adalah surga bukanlah sebuah tempat, melainkan adalah rangkaian sikap. "Bila Anda melihat hidup penuh dengan kesusahan dan godaan, maka neraka tidak ketemu setelah mati. Neraka sudah ketemu sekarang," ujar Gede Prama.

Sedangkan Anda akan bertemu surga, jika hasil dari rangkaian sikap Anda benar. Sikap ini dimulai dari berhenti mengkhawatirkan segala sesuatunya, dan coba yakinkan diri bahwa everything will be allright.
Setiap kali kita melalukan ritual peribadatan, tetapi setiap kali pula kita merasa takut. Padahal ketakutan adalah sebentuk ketidakyakinan terhadap kebenaran.

"Kalau Anda melalukan ritual peribadatan tapi masih takut, mending jangan melalukan ritual peribadatan, karena toh Anda tidak yakin terhadap kebenaran," kata Gede Prama.
"Segala sesuatunya menjadi baik-baik saja jika Anda mencintai yang kecil," sambung Gede Prama.

5.Pintu kelima menuju keindahan dan kebahagiaan yakni tahu diri kita dan kita tahu kehidupan.
Manusia-manusia yang tidak tahu diri adalah manusia yang tidak pernah ketemu keindahan dan kebahagiaan dalam hidupnya.
"Sumur kehidupan yang tidak pernah kering berada di dalam. Sumur ini hanya kita temukan dan kita timba airnya kalau kita bisa mengetahui diri kita sendiri," kata Gede Prama.

Seandainya diri sendiri telah ditemukan, maka artinya kita kemudian mengetahui kehidupan.

Baca Selengkapnya...

Rabu, 10 Juni 2009

" HARI INI SEBELUM KAMU MENGELUH.......!


1.Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berbicara sama sekali

02]. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

03]. Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan.

04]. Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk didalam hidupnya.

05]. Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda.
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup

06]. Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat

07]. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul

08]. Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya,
Pikirkan tentang orang-orang yag tinggal dijalanan

09]. Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan

10]. Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda.

11]. Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa,,,

12]. Kita semua menjawab kepada Sang Pencipta
Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan,
Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahwa kamu masih hidup !

a. Life is a gift
b. Live it...
c. Enjoy it...
d. Celebrate it...
e. And fulfill it.

13]. Cintai orang lain dengan perkataan dan perbuatanmu



STOP MENGELUH KAWANS !!!!!

Baca Selengkapnya...

Senin, 08 Juni 2009

PRINSIP 90/10 DARI STEPHEN COVEY


Ini pelajaran dari Stephen Covey mengenai prinsip 90/10.

Bagaimana prinsip 90/10 itu? - 10% dari hidup Kita terjadi karena apa yang langsung Anda alami. - 90% dari hidup Kita ditentukan dari cara Anda bereaksi.
Apa Maksudnya?

Kita tidak dapat mengendalikan 10% dari kondisi yang terjadi pada diri Kita.

Contohnya:
Kita tidak dapat menghindar dari kemacetan, Pesawat terlambat datang, dan hal ini akan mengacaukan seluruh schedule Kita. Kemacetan, dan pesawat yang terlambat telah menghambat seluruh rencana Kita. Kita tidak dapat mengontrol kondisi 10% ini. Tetapi beda dengan 90% lainnya, kita dapat mengontrol yang 90% ini.

Bagaimana caranya?

Dari cara reaksi Kita !!!. Kita tidak dapat mengontrol lampu merah, tetapi Kita dapat mengontrol reaksi Kita.

Marilah kita lihat contoh di bawah ini:

KONDISI:

Misalnya pada saat makan pagi dengan keluarga. Anak Kita secara tidak sengaja menyenggol cangkir kopi minuman Kita sehingga pakaian kerja Kita tersiram, dan menjadi kotor. kita tidak dapat mengendalikan apa yang baru saja terjadi ???

Reaksi Kita (1):

Kita marah dan mungkin Kita bentak anak Kita karena telah menumpahkan kopi ke pakaian Kita. Dan si anak akhirnya menangis. Setelah marah dan membentak, Kita lalu menoleh ke istri dan mengomel karena telah menaruh cangkir pada posisi terlalu pinggir di ujung meja.

Akhirnya terjadi pertengkaran mulut, setelah ituKita ke kamar dan cepat-cepat ganti baju. Kembali ke ruang makan, anak kita masih menangis sambil menghabiskan makan paginya. Akhirnya anak ketinggalan bis/mobil jempiutan. Sementara Istri harus secepatnya pergi kerja.Kita buru-buru ke mobil dan mengantar anak ke sekolah. Karena Kita telat,Kita pacu mobil dengan kecepatan yang tinggi tanpa mengindahkan rambu lalu lintas, dan akhirnyakarena tidak mengindahkan rambu karena terburu-buru, Kita kena tilang, dan Kita harus merogoh kocek Kita mungkin 100 ribu rupiah.

Setelah terlambat 15 menit dan terpaksa mengeluarkan kocek Rp 100.000,- karena melanggar lalu lintas, akhirnya Kita sampai di sekolah. Anak secepatnya keluar dari mobil tanpa pamit.

Setelah tiba di kantor di manaKita telat 20 menit, Kita baru ingat kalau tas tertinggal di rumah.

Hari kerja Kita dimulai dengan situasi buruk. Jika diteruskan maka akan semakin buruk. Pikiran Kita terganggu karena kondisi di rumah. Pada saat tiba di rumah, Kita menjumpai beberapa gangguan hubungan dengan istri dan anak.

Mengapa ? Karena cara Kita bereaksi pada pagi hari.

Mengapa Kita mengalami hari yang buruk ?*
1. Apakah penyebabnya karena kejatuhan kopi ?
2. Apakah penyebabnya karena anak Kita ?
3. Apakah penyebabnya karena polisi lalu lintas ?
4. Apakah Kita penyebabnya ?

Jawabannya adalah No. 4 yaitu penyebabnya adalah KITA SENDIRI !!!

Kita tidak dapat mengendalikan diri setelah apa yang terjadi pada cangkir kopi. Cara Kita bereaksi dalam 5 detik tersebut ternyata adalah penyebab hari buruk Kita.

Berikut adalah contoh yang sebaiknya atau seharusnya Kita sikapi.

Reaksi Kita (2):
Cairan kopi menyiram baju Kita. Begitu anak Kita akan menangis, Kita berkata lembut : "Tidak apa-apa sayang, lain kali hati-hati ya." Kita ambil handuk kecil dan menuju ke kamar. Setelah mengganti pakaian dan mengambil tas, secepatnya menuju teras rumah dan melihat anak Kita sedang naik bis/mobil jemputan sambil melambaikan tangan ke arah Kita. Kita kemudian mengecup lembut pipi istri dan mengatakan: "Hati-hati di jalan."

Kita datang ke kantor 5 menit lebih cepat dan dengan senyum menegur staf Anda. Bos Kita mengomentari semangat dan kecerahan hari Kita di kantor.

Apakah Kita melihat perbedaan kedua kondisi tersebut?
2 (dua) skenario berbeda, dimulai dengan kondisi yang sama, diakhiri dengan kondisi berbeda.

Mengapa?
Ternyata penyebabnya adalah dari cara Kita bereaksi !. kita tidak dapat mengendalikan 10% dari yang sudah terjadi. Tetapi yang 90% tergantung dari reaksi Kita sendiri.

Ini adalah cara untuk menerapkan prinsip 90/10. Jika ada orang yang mengatakan hal buruk tentang Kita, jangan cepat terpancing. Biarkan serangan tersebut mengalir seperti air di gelas. Kita jangan membiarkan komentar buruk tersebut mempengaruhi diri Kita.

Jika beraksi seadanya atau salah reaksi maka akan menyebabkan Kita: kehilangan teman, dipecat, stress dan lain-lain yang merugikan.

Bagaimana reaksi Kita jika Kita mengalami kemacetan dan terlambat masuk kantor? Apakah Kita akan marah? Memukul stir mobil? Memaki-maki? Apakah tekanan darah akan naik cepat?

Siapa yang peduli jika Kita datang telat 10 detik ? Kenapa Anda biarkan kondisi tersebut merusak hari Kita ? Cobalah ingat prinsip 90/10 dan jangan khawatir, masalah Kita akan cepat terselesaikan.

Contoh lain:

- Kita dipecat.

Mengapa Kita sampai tidak bisa tidur dan khawatir? Suatu waktu akan ada jalan keluar. Gunakan energi dan waktu yang hilang karena kekhawatiran tersebut untuk mencari pekerjaan yang lain.

- Pesawat terlambat.

Kondisi ini merusak seluruh schedule Kita. Kenapa Kita marah-marah kepada petugas tiket di bandara ? Mereka tidak dapat mengendalikan terhadap apa yang terjadi. Kenapa harus stress ? Kondisi ini justru akan memperburuk kondisi Kita sendiri. Gunakan waktu kita untuk mempelajari situasi, membaca buku yang di bawa, atau mengenali penumpang lain.

Sekarang Kita sudah tahu prinsip 90/10. Gunakanlah dalam aktivitas harian kita dan Kita akan terkejut atas hasilnya. Tidak ada yang hilang dan hasilnya sangat menakjubkan. Sudah berjuta-juta orang menderita akibat stress, masalah berat, cobaan hidup dan sakit hati yang sebenarnya hal ini dapat diatasi jika kita mengerti cara menggunakan prinsip 90/10.

Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Sikapilah segala sesuatu dengan hati yang lemah lembut, selalu positive - thinking, bereaksilah secara positif, bukalah hati kita untuk saling mengampuni, dan berikanlah senyummu setiap hari niscaya hidup itu akan terasa indah.Semangat kawans semoga inspirasi ini bisa berguna GBU....!

Baca Selengkapnya...

Minggu, 07 Juni 2009

KEMAMPUAN DIRI


Kita kadang sering mengeluh bahwa semakin hari pekerjaan kita semakin banyak saja.
Padahal, pilihan hidup kita untuk menjadi pekerja mestinya diikuti oleh kesadaran bahwa tidak ada satupun perusahaan dimuka bumi ini yang mencanangkan pertumbuhan negatif dari setiap investasinya.
Dan itu selalu berarti tantangan tahun ini lebih besar dari tahun sebelumnya, jadi setiap tahun beban orang sales(khususnya) pasti harus selalu naik (growht).
Selain itu, kita sendiripun selalu menuntut lebih banyak kepada perusahaan.
Buktinya, setiap tahun kita pasti berharap kenaikan gaji.
Jadi, wajar jika kita melakukan lebih banyak pekerjaan untuk perusahaan, dan perusahaan memberi kita lebih banyak kesejahteraan.
Tetapi, apakah kita memiliki kapasitas yang cukup besar untuk menyesuaikan diri dengan bertambahnya tuntutan perusahaan?

Kita tentu mengenal karet gelang.
Kalau kita membeli nasi bungkus, biasanya bungkusan itu diikat oleh karet gelang.
Dijaman saya masih kecil dulu; karet gelang bukan sekedar alat untuk mengikat sesuatu, melainkan alat permainan yang mengesankan.
Karet gelang bisa digunakan untuk permainan apa saja.
Mulai dari lompat tali, gitar-gitaran, pistol-pistolan, ketapel, dan adu tiup serta permainan lain yang jenisnya begitu banyak.
Saya tidak menemukan bahan lain yang bisa digunakan untuk beragam permainan seperti karet gelang.

Namun, dari sekian banyak kegunaan karet gelang, ada satu karakter menarik yang dimilikinya.
Yaitu; kemampuannya untuk memanjang mengikuti tarikan atau regangan.
Tiba-tiba saja saya menyadari bahwa karet gelang itu menyimpan sebuah pelajaran penting bagi kita.
Yaitu, tentang kapasitas diri kita.
Perhatikanlah, sebuah karet gelang terlihat begitu gemulai.
Namun, dibalik kegemulaiannya itu dia menyembunyikan kapasitas diri yang sangat hebat.
Ketika karet gelang dihadapkan kepada benda yang jauh lebih besar dari lingkarannya, maka dia mengerahkan 'potensi simpanannya' untuk mengimbangi besarnya tuntutan itu. Dengan begitu, dia selalu bisa menyesuaikan diri terhadap ukuran benda yang harus diikatnya.
Dia bisa beradaptasi terhadap regangan yang diterimanya.
Dengan kata lain, sebuah karet gelang mempunyai kapasitas diri yang lebih besar dari sekedar keadaan yang terlihat dari luar.

Didalam pekerjaan kita pun demikian. Orang-orang yang memiliki kapasitas diri yang besar selalu mampu untuk menerima tantangan yang lebih besar.
Ajaibnya, semakin besar tantang yang diterimanya; semakin besar juga kapasitas dirinya.
Sehingga semakin hari, orang ini menjadi semakin hebat saja.
Dan, karena dia menjadi semakin hebat; maka perusahaan memberi dia semakin banyak.
Maka terjadilah keadaan yang saya sebut sebagai 'satisfaction circle'.
Tantangan yang besar menjadikan kapasitas diri semakin besar.
Kapasitas diri yang besar menghasilkan kinerja yang tinggi.
Kinerja yang tinggi mendorong kompensasi dan imbalan yang tinggi.
Imbalan yang tinggi melahirkan semangat kerja yang tinggi.
Semangat kerja yang tinggi mendorong orang untuk terus meningkatkan diri.
Meningkatkan diri memperbesar kapasitas diri.
Begitu seterusnya, sehingga timbulah kepuasan disisi karyawan dan perusahaan.

Sedangkan orang-orang yang memiliki kapasitas diri yang kecil; tidak akan mampu untuk mengakomodasi tuntutan perusahaan yang semakin hari semakin meningkat.
Dengan demikian, orang ini dengan cepat akan sampai kepada keadaan yang biasa kita sebut sebagai 'mentok'(tidak bisa dikembangkan lagi).
Para praktisi pengembangan sumberdaya manusia percaya bahwa orang-orang yang 'sudah mentok' tidak bisa dikembangkan lagi.
Sehingga, bagi mereka hanya ada 2 alternatif; yaitu, dipertahankan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rutin.
Atau, segera dirumahkan karena tidak dapat mengikuti perkembangan perusahaan.

Oleh karena itu, kita tidak memiliki pilihan lain selain memastikan bahwa kapasitas diri kita cukup besar untuk mengakomodasi tuntutan perusahaan.
Untuk itu, ada beberapa langkah penting yang perlu kita lakukan.

Pertama, memahami bahwa pengembangan diri adalah tanggungjawab pribadi.
Kitalah yang harus mendorong proses pengembangan diri itu.
Bukan menunggu orang lain atau perusahaan yang melakukannya untuk kita.
Mengapa? Karena orang lain belum tentu mempunyai komitmen yang tinggi untuk mengembangkan diri kita.
Dan perusahaan memiliki banyak keterbatasan untuk menginvestasikan dana bagi perkembangan semua karyawannya, jadi jangan menunggu perusahaan atau orang lain untuk membantu mengembangkan Diri Kita, dalam hal ini mengasah kapak(pengetahuan/kemampuan) Kitalah yang tahu apakah diri Kita sudah seharusnya diasah atau belum.

Kedua, menantang diri sendiri.
Banyak orang yang senang jika diberi pekerjaan yang gampang. Padahal itu berbahaya.
Sebab, bukannya bertambah kapasitas diri mereka; melainkan semakin berkurang.
Sebaliknya, kita mesti memastikan bahwa diri kita selalu dikondisikan menangani pekerjaan-pekerjaan sulit.
Agar semakin hari keterampilan kita semakin meningkat. Dan kualitas diri kita semakin tinggi.
Sehingga, kapasitas diri kita semakin besar dari hari ke hari, jadi jangan mengeluh jika Kita diberi tantangan pekerjaan yang lebih besar, karena dari situ Kita bisa mulai mengukur kemampuan Kita.

Ketiga, lakukan semuanya itu secara konsisten.
Kita tidak bisa berhenti untuk berkembang. Sebab, berhenti adalah awal dari sebuah kemunduran.
Mobil yang terus maju tanpa henti tidak akan bisa mundur.
Sebab, sebelum mundur dia harus terlebih dahulu berhenti.
Begitu juga dengan kita. Jika kita bisa memastikan untuk terus bertumbuh tanpa henti, maka kita akan terhindar dari kemunduran.
Dengan begitu, kita akan selalu mampu untuk meningkatkan kapasitas diri kita.

Dan, seperti karet gelang; kita jadi mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan perusahaan.
Sehingga, para pemimpin diperusahaan menyimpulkan bahwa kita adalah orang-orang yang bisa diandalkan.
Dan layak mendapatkan kesempatan.
Ingat selagi Kita menjadi pekerja, dan masih mau menerima gaji dari perusahaan, janganlah mengeluh apapun? sebelum Kita instropeksi diri apakah Kita sudah memberikan yang terbaik untuk perusahaan?, jika sudah dan perusahaan tidak memperhatikan Kita pasti ditempat lain ada yang melihat usaha dan kemampuan Kita jadi apapun tetaplah bekerja dengan kemampuan terbaik Kita, paling tidak bukan untuk perusahaan tetapi untuk Diri Kita, semangat kawans tantangan tidak menjadi lebih mudah tetapi akan semakin sulit dan semua itu tergantung Kita dalam menyikapi prosesnya.

Baca Selengkapnya...

Kamis, 04 Juni 2009

MANFAAT EKONOMIS BERHENTI MEROKOK


Sebagian besar dari Kita, pasti ada yang perokok. Ada yang perokok berat, ada pula perokok ringan. Saya rasa Kita sudah pernah mendengar bahwa merokok itu berbahaya bagi kesehatan. Dan haltersebut malah ditulis jelas di bungkus rokok yang Kita beli, dan pemerintah sendiri secara tidak langsung berusaha untuk mengurangi orang untuk tidak merokok, dengan cara menerbitkan perda larangan merokok ditempat umum, menaikkan cukai setiap tahun dll. Tapi mungkin Kita tidak pernah menghiraukan, karena bagi sebagian orang rokok boleh jadi merupakan bagian kenikmatan hidup. Banyak orang yang merasa belum bisa berpikir kalau belum merokok, atau belum nikmat kalau habis makan tidak merokok dll. Malah ada yang tidak bisa bekerja kalau belum merokok. Kalau tidak, kepala bisa pusing, begitu alasan mereka.
sebenarnya artikel kali ini tidak membahas bagaimnana berhenti merokok atau melarang untuk merokok tapi hanya memerikan gambaran apa manfaat ekonomis yang akan Kita dapatkan bila Kita berhenti merokok. Jadi Tenang saja, saya bukan anggota dari organisasi kesehatan yang selalu menggembar-gemborkan ruginya merokok bagi kesehatan. Saya hanya ingin menunjukkan apa manfaat ekonomis bila Kita berhenti merokok, walaupun nanti saya sedikit ada pesan kesehatan.

DITABUNG LEBIH MENGUNTUNGKAN
Misalkan saja Kita menghabiskan Rp 4.000,- sehari untuk membeli sebungkus rokok kretek filter lokal. Ini berarti, dalam sebulan Kita membelanjakan Rp 120 ribu untuk rokok, sehingga dalam setahun, pengeluaran Kita untuk rokok mencapai Rp 1.440.000.
Sekarang kita hitung, berapa jumlah uang yang Kita keluarkan selama hidup Kita bila terus merokok. Kalau pada saat ini berumur 30, maka bila Kita terus merokok sampai umur 50, Kita berarti menghisap rokok secara terus menerus selama 20 tahun. Bila dihitung, pengeluaran Kita untuk rokok adalah: Rp 1.440.000 x 20 tahun = Rp 28.800.000
Itu pun dengan asumsi bahwa harga rokok selalu konstan dan tidak pernah naik. Tentunya hal itu tidak mungkin terjadi. Harga rokok pasti naik setiap tahun. Kalau setiap tahun harga rokok naik sebesar 10 persen saja, maka dalam 20 tahun, bila dihitung-
hitung, jumlah uang yang Kita belanjakan untuk rokok bisa mencapai lebih dari Rp 86 juta!
Sekarang, apa yang terjadi bila Kita berhenti merokok dan menabungkan saja uang jatah rokok tersebut? Kalau misalnya Kita menginvestasikan Rp 120 ribu per bulan tadi ke tabungan di bank yang memberikan bunga 10 persen per tahun, maka setelah 20 tahun (240 bulan), saldo tabungan Kita akan lebih dari Rp 90 juta!
Itu dengan asumsi suku bunga 10 persen. Kalau uang itu Anda in-vestasikan pada produk investasi yang memberikan 15 persen per tahun, maka saldo Anda akan menjadi lebih dari Rp 160 juta lebih. Pada saat ini, sudah ada, kok, beberapa produk investasi yang bisa memberikan hasil sekitar 15 persen per tahun.
Perhitungan di atas dilakukan dengan asumsi bahwa Anda menabungkan jumlah uang yang sama setiap bulan selama 20 tahun itu. Tapi dengan harga rokok yang terus naik, Anda tentunya tidak akan menabungkan jumlah uang yang sama dari tahun ke tahun bukan?. Dan coba kalau hasil uang tidak merokok itu tidak ditabung tapi Kita belikan kambing/sapi dan Kita ternakkan hasilnya juga akan lebih luar biasa, berapa jumlah kambing/sapi yang terus beranak pinak, mungkin jika Kita hitung Kita sudah punya peternakan kambing/sapi yang besar. Jadi kalau dipikir kalau Kita terus merokok selama bertahun-tahun sebenarnya kita membayangkan telah membakar peternakan kambing/sapi(bayangkan anda menjadi juragan kambing he..he). Dan mungkin yang lebih baik lagi kalau uang jatah merokok tadi kita belikan buku-buku untuk memeri makan otak Kita dan Kita tabung untuk asuransi pendidikan anak Kita hasilnya juga akan menjadi luar biasa!!!, coba Kita pikir kadang Saya melihat beberapa orang tua yang merokok mengeluhkan naiknya biaya pendidikan anak yang mungkin cuma ratusan ribu, tapi tidak pernah berpikir berapa uang yang dibuang untuk beli rokok tanpa mengeluh.......
Bayangkan jumlah yang Kita tabungkan apapun bentuknya yang tentunya akan terus naik setiap tahunnya. Bayangkan berapa saldo uang yang Kita miliki nanti, yang mungkin bisa Kita wariskan ke anak cucu Kita.

RUGI BIAYA KESEHATAN
Tidak hanya itu. Bila Kita merokok, selain Kita kehilangan uang, Kita juga harus membayar biaya kesehatan yang cukup besar. Ini karena rokok bisa menyebabkan Kita terkena penyakit radang paru-paru, yang biasanya baru akan terasa ketika Kita berumur sekitar 50 - 60 tahun di mana daya tahan Kita sudah jauh lebih rendah dibanding ketika Kita masih berumur 30-an.
Penyakit paru-paru ini tergolong kritis, di mana uang untuk bisa membiayai penyakit kritis biasanya mahal sekali. Jumlahnya bisa belasan bahkan puluhan juta rupiah.
Belum lagi kalau Kita dirawat inap. Pada saat ini, ongkos menginap di RS adalah sekitar Rp 200 ribu per hari. Bila Kita dirawat inap selama 10 hari saja, Kita sudah akan menghabiskan sekitar Rp 2 juta hanya untuk membayar RS. Bila radang paru-paru Kita cukup kronis, Kita akan dirawat dalam waktu yang mungkin sangat lama di RS, sehingga biaya yang harus Kita bayar untuk RS bisa menjadi sangat besar, dan mungkin ada beberapa penyakit yang lain karena merokok(tidak saya bahas karena bukan ahlinya ha...ha)
Merokok memang nikmat, temans. Tapi akibatnya Kita seperti membakar uang setiap hari dan membunuh diri Kita pelan-pelan. Ketika Kita tua dan daya tahan tubuh Kita sudah akan menurun, penyakit biasanya sudah pasti akan muncul, sehingga makin banyak uang yang harus Kita keluarkan lagi nantinya.
Bila memang demikian, Kenapa Kita tidak memutuskan untuk berhenti merokok, dan menginvestasikan saja uang tersebut secara rutin? Ketika anak Kita besar, Kita mungkin bisa mewariskan saja uang itu kepadanya. Selain itu, hidup tanpa rokok akan membuat umur Kita lebih panjang, dibanding bila Kita merokok, yang biasanya akan "mengurangi" umur. Seperti kata orang: "Untuk tiap batang rokok yang diisap, umur manusia berkurang sebanyak satu hari." Itu berarti, makin sedikit pula waktu "sehat" yang bisa Kita gunakan bersama keluarga Anda.
Terkadang untuk mengambil keputusan yang menguntungkan, ada pengorbanan yang harus Kita lakukan. Dalam hal ini, yang Kita korbankan mungkin adalah kenikmatan merokok. Tapi apa yang akan Kita dapatkan ketika berhenti merokok adalah tubuh yang lebih sehat, dan uang yang lebih banyak. Terserah, semua pilihan ada pada Diri Kita sendiri, bukan dari orang lain, jadi berhenti atau tidak untuk merokok adalah kesadaran dari Kita sendiri, Saya hanya membbantu lewat tulisan saja dari sisi ekonomis, Jadi menurut Saya pribadi tidak merokok jauh lebih bermanfaat daripada merokok.
Sekarang, tingal anda yang memutuskan untuk berhenti merokok atau tidak.
Terima kasih, tetap semangat!!!!!

Baca Selengkapnya...

Rabu, 03 Juni 2009

HUKUM KEHILANGAN PELANGGAN


Tugas Salesman adalah menjual, bukan menghafalkan banyak teori ekonomi. Meskipun begitu, dalam ilmu ekonomi ada satu “ hukum “ yang berhubungan langsung dengan penghasilannya dan yang seharusnya betul-betul ia ketahui, yaitu “ Hukum Kemerosotan Langganan “. (Tidak hanya salesman tetapi semua orang sales harus tahu!)

Yang artinya hanya begini : langganan yang sama tidak akan tetap berada di dalam register outlet bertahun-tahun lamanya. Kemerosotan atau kehilangan langganan yang tak dapat terelakkan lagi tentu selalu terjadi. Terjadinya pun secara terus-menerus, dan dalam sebuah perusahaan rata-rata kemerosotan langganan dalam tahun tertentu mungkin mengakibatkan penjual secara individu kehilangan semua langganannya – bahkan mungkin sama sekali tidak kehilangan langganan.

Maka dari itu, apa yang harus diingat oleh setiap penjual adalah bahwa kemerosotan atau kehilangan langganan ini akan terjadi tidak perduli ia produsen yang top atau produsen yang paling rendah, dan tidak perduli ia menyukai atau tidak menyukai. Oleh karenanya, setiap penjual juga harus menyadari waktu untuk mengganti langganan yang hilang sebelum langganan tersebut hilang.
Penjual yang bijaksana berusaha mencari langganan-langganan baru hari ini, tidak perduli bagaimana sesuatunya berjalan hari ini, untuk mengganti langganan-langganan yang pasti akan meninggalkannya entah besok, bulan mendatang atau tahun mendatang. Jika ia tidak melakukan hal itu, ia berarti melakukan salah satu kesalahan terbesar dan paling umum – yang bisa dilakukan oleh seorang penjual.

Berhubung kerap kali diperlukan kerja keras berbulan-bulan untuk membuat seorang calon pembeli menjadi langganannya yang tetap, maka hari ini tidak akan terlalu pagi untuk memikirkan langganan-langganan pengganti yang pasti diperlukan di masa yang akan datang.

Marilah kita melihat secara lebih dekat mengenai masalah kemerosotan langganan ini untuk melihat beberapa alasan utamanya :

• Pembeli yang mau menerima atau agen pembeli naik pangkat, pensiun, atau pindah ke lain perusahaan, dan diganti oleh orang yang lebih suka memilih sendiri pensuplainya.
• Perusahaan yang berlangganan itu mati usahanya.
• Perusahaan itu berkembang dan berubah menjadi sebuah perusahaan yang telah memiliki sumber pensuplai-pensuplai sendiri.
• Perusahaan itu membeli sebuah cabang perusahaan yang memproduksi produk yang dahulu dibeli dari luar.
• Perusahaan itu mengganti cabang produksinya, dan barang-barang yang diperlukan sepenuhnya baru, lain dari sebelumnya.
• Demi perubahan, seorang pimpinan perusahaan minta supaya diadakan perubahan, dan dalam waktu singkat pensuplai-pensuplai yang telah ada dilepas semua.

Apa pun alasan atau alasan-alasan yang ada pada suatu situasi tertentu, Mr. Salesman tetap akan mengalami kehilangan yang mungkin menyangkut volume besar dari bisnisnya.

Nah, sudah banyak penjual yang betul-betul mengakui adanya kemungkinan-kemungkinan yang muncul kapan saja seperti halnya hilangnya langganan. Akan tetapi sering kali atau bahkan boleh dikatakan terlalu sering, penjual-penjual jatuh ke dalam perangkap. Mereka berusaha terlalu keras mempererat tali persaudaraan dengan langganan-langganan lama mereka dan berharap “ hukum “ kemerosotan langganan tidak terjadi pada diri mereka.

Hal ini bagus, namun ada satu kejelekannya. Perlu diketahui bahwa hilangnya langganan karena alasan-alasan tersebut diatas adalah tak terelakan lagi. Itu jauh di luar kekuasaan penjual. Jadi pikirkan dan lakukanlah penambahan pelanggan (NOO) terus menerus, karena kalau tidak anda semakin kehilangan penjualan !!!! Ready to GO temans………..Get your Customer Now .

Baca Selengkapnya...

TUHAN SERING MENJAWAB DOA KITA MENURUT WAKTU DAN CARAN-NYA


Suatu hari di suatu desa ada seorang janda, yang hidup dengan seorang anaknya, anaknya masih kelas 3 SD, pekerjaan sehari-hari ibu tersebut adalah seorang penjual tempe dipasar, yang jaraknya cukup jauh dari rumah. Sehari-hari hasil penjualan tempenya hanya cukup untuk makan dan hidup sehari-hari saja, tetapi Ibu itu selalu bersyukur atas nikmat dan rejeki yang diberikan Tuhan.

Pada suatu malam si anak sebelum tidur mengatakan kepada ibunya, bahwa lusa Dia harus melunasi uang sekolah karena mau ujian, jadi kalau belum lunas tidak boleh ikut ujian, malam itu ibu itu tidak bisa tidur karena kepikiran terus permintaan anaknya, Dia tidak ingin gara-gara tidak bisa membayar uang sekolah tidak bisa mengikuti ujian, si Ibu berpikir bagaimana mendapatkan uang yang lebih banyak besok, agar lusa bisa membayar uang sekolah anaknya. Akhirnya ibu itu kepikiran untuk membuat tempe lebih banyak dari biasanya sehinnga kelebihan uangnya bisa dipakai untuk membayar uang sekolah. Esok paginya hasil pembuatan tempe si ibu ternyata belum jadi, Ibu itu panik karena tempenya belum jadi semua, mungkin karena kurang konsentrasi atau kebanyakan membuatnya sehingga tempe itu belum jadi, akhirnya karena desakan waktu dan kebutuhan sisela-sela persiapan kepasar ibu itu dengan khusyuk berdoa kepada Tuhan agar tempe yang belum jadi pada saat dipasar sudah jadi, setelah selesai berdoa dan persiapan beres ibu itu segera berangkat kepasar dengan membawa tempe setengah jadi.

Sesampainya di pasar ternyata tempenya belum jadi juga, sehingga ibu itu tidak bisa jualan, sambil menerawang ibu itu terus berdoa kepada Tuhan agar tempenya cepat jadi sehingga dia bisa jualan, tetapi sampai pasar sudah hampir sepi ternyata tempenya belum jadi juga, dengan agak sedikit menangis karena ibu itu membayangkan anak satu-satunya bakal tidak dapat mengikuti ujian. Sampai dengan pasar sudah sepi ibu itu masih berharap, dan menjelang sore dimana pasar sudah benar-benar sepi ada seorang Ibu yang datang dengan tergopoh-gopoh, dan ibu tersebut bertanya kepada ibu penjual tempe tadi ; Bu , Saya cari tempe ! dimana para penjual tempe yang biasanya mangkal disini, tapi saya cari tempe yang belum jadi, Ibu penjual tempe agak terperanjat lalu balik bertanya ; Buat apa ibu cari tempe yang belum jadi?, si Ibu menjawab ; bahwa anaknya yang tinggal di kota datang dan pulangnya kepingin bawa tempe, tetapi karena perjalanan jauh maka harus bawa tempe yang belum jadi sehingga pada saat sampai disana tempe itu sudah jadi. Dengan sedikit harapan tetapi ibu penjual tempe jadi agak ragu, karena dia berdoa dan berharap tadi tempenya jadi, dengan sedikit ragu Ibu penjual tempe itu mengatakan kepada Ibu tadi bahwa dia tadi punya tempe yang belum jadi tapi sekarang ngga tahu karena belum dibuka, akhirnya Ibu tadi mengatakan kalau betul belum jadi tempenya akan diborong.

Akhirnya dengan sedikit ragu ibu penjual tempe membuka tempenya, dan dengan hati girang ibu penjual tempe itu mrngucap syukur kepada Tuhan ternyata tempenya masih belum jadi, dan akhirnya tempe tersebut diborong oleh ibu tadi. Dengan penuh senyum dan syukur ibu penjual tempe tersebut pulang untuk dengan membawa uang yang cupkup untuk membayar anaknya. Ibu penjual tempe itu semakin yakin kalau Tuhan tidak akan meningalkan umatnya selama kita tidak putus asa dan terus berjuang, Dan yang penting Jika suatu saat kita berdoa dan belum dijawab, ingatlah formula ini , pertama kata DOA itu merupakan singkatan dari Dijawab Oleh Allah. Kedua, jawaban Tuhan bisa, “Ya, segera!” Bisa juga, “YA, nanti!” Namun, bisa juga, “Tidak!” Jika jawabannya, “Nanti,” tunggulah sesuai cara dan waktu-Nya.
Jika jawaban-Nya , “Tidak!” percayalah, Dia akan memberikan yang jauh lebih baik daripada yang pernah Anda pikirkan. GOD BLESS YOU

Baca Selengkapnya...

Selasa, 02 Juni 2009

MENINGKATKAN KINERJA AREA/CABANG



Seorang pimpinan wilayah/area penjualan sedang dibuat pusing dengan penjualan yang terus menerus turun di bulan bulan belakangan ini.
Dia ingin tahu apa sebab yang mengakibatkan terjadinya penjualan yang merosot drastis,apakah ini juga akibat dari Kredit Perumahan di Amerika Sono yang mengalami kemacetan sehingga dampak resesi global mulai nyata di depan mata dan berdampak di wilayahnya, atau kondisi musim yang tidak bersahabat akibat global warming (katanya), atau situasi lain yang belum terdeteksi ?.
Dalam kondisi tekanan yang begitu besar, Dia berusaha membuka buka halaman Koran, membuka internet(yang jelas pasti bukan FB) untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, PAD serta APBD di Wilayah daerahnya , yang mungkin suatu saat bisa dijadikan alasan untuk para Bosnya bila di tanya suatu saat.
Dari penulusuran tersebut, semua berjalan normal normal saja dan jika dibandingkan dengan produk kompetitor sejenis mereka cenderung tumbuh, itulah yang membikin Dia tambah bingung, berarti market share saya kemakan nih (pikirnya). Lalu membuka data penjualan di wilayah lain yang mungkin tergolong wilayah kurang potensi dibanding wilayahnya, alangkah terkejutnya ternyata wilayah lain penjualan melaju dengan pesat dengan tingkat pertumbuhan tinggi dan yang pasti penjualan sudah melebihi separuh penjualan di wilayahnya.
Sejarah penjualan menunjukan bahwa dari dulu sebenarnya total penjualan di wilayah yang sekarang di pegangnya adalah 40%-50% dari total penjualan Regional (propinsi), bahkan untuk Perusahaan lain bisa lebih tinggi dari angka tersebut.
Apa yang salah dengan kejadian ini, dia berfikir, dan berfikir terus untuk memecahkan persoalan yang rumit bahkan persoalan ini adalah menyangkut Hajat Hidup karyawan di wilayahnya.
Kejadian seperti ini sangat mungkin terjadi di tempat kerja kita dan bahkan mungkin sudah terjadi.
Tindakan apa yang akan dilakukan seorang pimpinan/manager wilayah penjualan melihat hal ini terjadi .

Analisa Permasalahan

Analisa permasalahan harus dilakukan secara menyeluruh dan bersifat holistic (keterkaitan) meliputi :

- Struktur Organisasi
Apakah dalam organisasinya memungkinkan seorang kepala bagian/supervisor menjadi Raja Kecil yang tidak mau tunduk terhadap aturan main Wilayah atau bahkan Nasional yang pada akhirnya justru sangat kontra produktif.
- Budaya Organisasi
Apakah budaya organisasi menjadikan orang orang hanya peduli dengan pekerjaannya saja dan tidak peduli akan nasib Perusahaannya (sense of belonging)
- Sumber Daya Manusia.
Apakah Sumber Daya yang ada memenuhi Kwalifikasi menjadi Karyawan yang Profesional
Yang perlu di ketahui Seorang Profesional bukan seorang yang Workaholic namun seorang yang bekerja penuh dengan perhitungan,efisien,efektif,penuh ide,tuntas berorientasi pada PROSES dan HASIL sekaligus.
- Standart Operasional Procedure (SOP)
Apakah Standart operasional procedure sudah ditata mengikuti garis kebijaksanaan Perusahaan dengan memperhatikan kemampuan SDM yang ada.
Apakah para kepala bagian atau supervisor lapangan mampu menterjemahkan SOP ini dengan bahasa yang awam (umum) yang akhirnya bisa di terapkan di sub ordinatnya dengan simple,mudah dan tidak kaku.
Dan apakah juga kepala wilayah/cabang ini mampu memberikan guidance serta menjadikan SOP ini adalah menjadi Nadi bagi keseluruhan Proses di wilayahnya.
- Kebijakan Perusahaan
Apakah kebijakan perusahaan secara Nasional mempengaruhi wilayahnya sehingga menyulitkan Pemimpin wilayah/cabang untuk mengambil tindakan.

Action/Tindakan

Apabila sebagai Kepala wilayah/cabang telah menganalisa permasalahan yang terjadi maka sudah waktunya sebelum terlambat untuk melakukan tindakan (action).

Bila menyangkut masalah organisasi dimana para kepala bagian/supervisor bekerja sendiri sendiri dan sangat kontra produktif terhadap wilayah maka langkah yang diambil adalah :

- Ajak diskusi para kepala bagian untuk ikut membantu Wilayah/cabang agar Goal(tujuan)
tercapai dimana kepala bagian/supervisor diharuskan untuk tidak bekerja sendiri sendiri di area kerjanya .
Berikan mereka gambaran mengenai bisnis di wilayah/cabang kerja apabila bekerja dengan cara mereka sendiri dan tidak berfikir wilayah/cabang maka lambat laun akan mengalami kemunduran.
Berikan tenggat waktu untuk melakukan perubahan, sebab seperti yang kita ketahui merubah paradigma adalah suatu pekerjaan yang sangat sulit butuh waktu dan tenaga ekstra.
- Apabila cara pertama tidak mempan maka sudah selayaknya melakuan Reorganisasi dengan cara radikal dimana Kepala Bagian/supervisor yang tidak kooperatif langsung diganti dengan yang kooperatif.
Kooperatif disini bukan berarti yesman namun mereka yang memberikan kontribusi, kadang ada kepala bagian/supervisor yang kritis namun selama yang bersangkutan memberikan kontribusi yang positif justru yang seperti ini yang diperlukan.

Budaya Kompetisi diantara Karyawan memang membuat suatu organisasi menjadi dinamis namun kadang justru membuat organisasi kurang produktif.
Contohnya dalam penyusunan budget sales.
Apabila dalam penyusunan budget itu para kepala wilayah/cabang benar benar mengetahui bisnisnya dimana yang bersangkutan memiliki data base penjualan yang akurat,memahami dinamika bisnis yang baik,memiliki intuisi bisnis yang andal maka sudah barang tentu tidak menjadi masalah.
Celakanya para kepala wilayah hanya bersandar pada history Man to Man maka yang terjadi adalah data yang bias.
Misalnya saja salesman A bekerja di area 1 dengan history sales average 50 juta/tahun sementara seiring waktu wilayah kerja salesman A telah tumbuh menjadi area pertumbuhan industri dan perumahan yang sangat pesat, dengan demikian sudah barang tentu cara penyusunan budget tidak bisa bersandar pada History namun lebih kepada History + Kesempatan Pasar.
Akan celaka kalau kita memberikan Budget misalnya hanya Average Sales ditambah angka pertumbuhan ekonomi secara nasional,maka yang terjadi adalah begitu Omset yang telah di perolehnya masuk 100% maka sisa Surat Pesanan barang masuk laci untuk bulan berikutnya,atau mungkin sang salesman tidak melakukan kunjungan kerja ke areanya dengan seribu alasan.
Jikalau Omset wilayah baik baik saja mungkin tidak menjadi masalah namun apabila sedang dalam masa kritis hal ini sungguh sangat membahayakan bagi team.
Apabila mendapatkan persoalan menyangkut budaya kompetisi yang tidak produktif maka yang harus dilakukan seorang kepala wilayah/cabang adalah :

- Merubah budaya kompetisi menjadi budaya kekeluargaan,ajaklah para kepala bagian/supervisor dan salesman duduk bersama untuk memikirkan jalan keluar dari persoalan ini.
- Rubahlah cara menyusun budget dari per individu menjadi budget team wilayah,bukan team supervisor.
- Budget disusun berdasarkan kesempatan ,tidak hanya berdasar history saja
- Untuk itu setiap salesman diberikan lembar kerja yang fungsinya untuk memetakan kemampuan sales di areanya,sehingga tersusunlah rencana (Plan) omset mereka masing masing (bisa mengacu pada artikel sebelumnya cara membuat target).

Persoalan Sumber Daya Manusia biasanya menjadi persoalan Klasik yang menjadi pembenar atau alasan ketidak mampuan team dalam menyikapi perubahan, padahal yang sebenarnya terjadi adalah ketidak mampuan kita dalam melakukan Rekrutmen,melatih dan mengembangkan orang.
Sialnya kita sudah kadung memiliki SDM peninggalan masa lalu yang memakai paradigma lama dalam berfikir bertindak dan bekerja, mustikah kita berpangku tangan menyesali keadaan.
Jawabnya tentu tidak, langkah berani harus diambil untuk menyikapinya dimana Kantor pusat harus memberikan dukungan yang penuh.

- Ajaklah para supervisor dan salesman untuk membicarakan masalah ini,biasanya yang menjadi permasalahan bukan masalah teknis namun lebih pada attitude/Sikap mental mereka dalam bekerja.
- Berikan mereka pelatihan yang intensif kontinyu serta berkesinambungan untuk mengembangkan diri.serta reward yang layak.
- Ajaklah mereka untuk membuat komitmen komitmen Pribadi dan mematuhinya.
- Bila memang sudah susah sekali di atur berikan mereka hak hak yang pantas agar tidak menjadi permasalahan ketenagakerjaan bila memang harus terjadi pemutusan hubungan kerja
Namun cara ini hendaknya dilakukan untuk yang terakhir kali bila upaya upaya perbaikan tidak bisa di lakukan.

Standart Operasional Procedure disusun agar langkah kita dalam dalam bekerja menjadi lebih terarah,teratur,termonitor,serta terukur.
Namun yang terjadi SOP bukan seperti yang diharapkan namun lebih sekedar rutinitas belaka, SOP bukan menjadi urat nadi proses bekerja namun menjadi kertas kertas sampah yang tidak berguna.
Hal ini dimungkinkan karena SOP tidak simple, bertele tele, kaku, serta tidak mudah di implementasi.
Bila yang terjadi seperti itu maka yang wajib di lakukan adalah :

- Ajak para kepala bagian/supervisor dan salesman untuk belajar menyikapi SOP
- Berikan Guidence SOP itu agar mudah di cerna oleh all team, terjemahkan dalam bahasa yang awam hingga mudah di implementasi.
- Bila perlu Pergunakan perangkat teknologi informasi agar mudah di kerjakan dengan cepat dan akurat.
- Berikan Reward yang memadai bila ada anggota team yang telah melaksanakan SOP dengan baik

Kepala wilayah/cabang diharapkan mampu menjadi negoisator yang andal dalam rangka menyikapi Kebijakan Perusahaan.
Kepala wilayah/cabang harus mampu meyakinkan kepada Kantor pusat apabila ingin membuat Project Project khusus didaerahnya dalam rangka melakukan development wilayah supaya bisa berkembang, tidak menunggu namun menjemput bola.

Ide ide segar inovasi inovasi baru serta di timpali eksekusi yang cantik harus tetap di gulirkan apabila ingin tetap di perhatikan oleh perusahaan.
Berikan masukan yang positif ke Kantor pusat agar dapat diambil kebijakan yang memihak pada semua pihak dilingkungan perusahaan.

Pada Akhirnya Leadership yang andal, didukung organisasi yang solid dengan budaya peduli terhadap “Goal Team”, dimana dalam organisasi tersebut penuh dengan sumber sumber daya kreatif dengan attitude yang baik serta mendapat dukungan penuh dari Perusahaan akan menciptakan sebuah hasil yang indah. Alangkah indahnya jika Target tiap bulan bisa tercapai...!!!!!

Baca Selengkapnya...