Minggu, 21 Juni 2009

EMBER DAN BATU


Dalam satu seminarnya mengenai seven habits "Steven Covey" menaruh sebuah ember besar di atas meja di depan peserta seminar, selain ember Dia menyiapkan satu karung batu besar, satu karung batu kecil(kerikil), satu karung pasir.
Kemudian Dia mengisi ember tersebut dengan batu-batu besar lalu ia bertanya pada peserta seminar "apakah ember ini masih bisa diisi?"peserta seminar menjawab "tidak ember itu sudah penuh",Covey berkata "belum",lalu dia memasukan batu 2 kerikil kecil kedalam ember tersebut lalu ia bertanya lagi"apakah ember ini sudah penuh?","sudah"jawab peserta seminar,lalu Dia berkata "belum",lalu dia mengambil pasir dan memasukannya kedalam ember tersebut dan menggoyang2 ember tersebut sehingga pasir juga masih bisa masuk sampai ember itu benar2 penuh, lalu bertanya lagi kepada para perserta seminarnya dan dijawab "sudah"."ya " jawabnya "sekarang ember ini sudah penuh".

Kemudian Covey mengeluarkan semua yang ada diember, dan Dia memanggil salah satu peserta seminar untuk maju kedepan, dan dia memerintahkan peserta yang tadi maju untuk memulai memasukkan barang2 yang ada, tetapi kali ini dimulai dari pasir terlebih dahulu, apa yang terjadi? ya setelah pasir dimasukkan dan kerikil mau dimasukkan ember tersebut sudah penuh, kerikil sudah tidak bisa dimasukkan apalagi batu2 besar.

Kemudian Covey menjelaskan maksud dari ilustrasi ember dan batu tersebut;

Bahwa dalam pekerjaan atau kehidupan kita kadang kadang merasa sudah tidak punya waktu, seolah-olah waktu kita habis oleh pekerjaan yang banyak dan menumpuk, Covey menjelaskan bahwa waktu kita habis oleh pekerjaan/hal2 yang kecil atau sifatnya rutinitas seperti pasir yang masuk kedalam ember, sehingga pekerjaan pekerjaan atau hal hal yang penting kadang menjadi tidak terselesaikan, dalam hal ini kalau anda seorang lead atau pimpinan hal-hal yang sifatnya rutinitas harusnya sudah bisa didelegasikan sehingga Kita masih bisa memikirkan hal-hal/pekerjaan yang sifatnya strategis, karena 80 % dari waktu kita sebenarnya kepakai untuk mengerjakan hal-hal yang sifatnya rutinitas. demikian juga untuk rekan-rekan sales kadang lupa memikirkan big costumer yang menyumbangkan 80% penjualan, jadi kalau bisa supervisor / area manager untuk memikirkan big customer biarlah yang retail didelegasikan ke salesman kita bantu memantau dan sekali kali mengontrolnya. Jadi kalau Kita merasa tidak punya waktu untuk pekerjaan kita atau kehidupan kita, perlu dievaluasi dulu apakah kita salah memasukkan prioritas pekerjaan yaitu pekerjaan yang sifatnya rutinitas menjadi prioritas utama seperti pasir yang dimasukkan pertama kedalam ember sehingga pekerjaan yang utama menjadi tidak terselesaikan.

ilustrasi diatas mengajarkan kita agar memulai sesuatu dengan hal2 besar/pekerjaan utama baru kemudian diikuti hal2 kecil/pekerjaan yang sifatnya rutin dalam hidup kita maupun pekerjaan kita . Batu di dlm ilustrasi diatas menggambarkan sesuatu yg besar yg artinya sesuatu yg penting lalu diikuti dengan hal2 kecil yg artinya sesuatu yg tidak terlalu penting.sering kali kita memasukkan sesuatu yg lecil dulu dalam kehidupan kita tidak mempunyai ruang yang cukup lagi untuk memasukkan hal2 besar/pekerjaan yang penting padahal itu penting. Jadi tidak alasan untuk tidak punya waktu didalam pekerjaan atau kehidupan Kita. Selamat menerapkan prinsip ini!!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Good artikel......